Silahkan bagi yang ingin memasang iklan hubungi emaile pemilik di rohmanudedi@yahoo.com

Kumpulan Makalah Sejarah

Thursday 18 February 2016

INDONESIA DAN TIGA IBUKOTA


MAKALAH SEJARAH
INDONESIA DAN TIGA IBUKOTA


Disusun oleh :
1.   Angga aditya
2.   Annas churnia sandi
3.   Fery andri purwadi
4.   Sandi pranata
5.   yudha muladi

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7
KECAMATAN RIMBO ILIR
KABUPATEN TEBO
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas   makalah  mata pelajaran sejarah dengan tepat waktu. Sejarah merupakan salah satu  yang mempunyai peranan penting dalam membangun karakter generasi muda bangsa Indonesia.
Sebagai peran serta kami sebagai peserta didik,  kami menyusun makalah sejarah tentang  perpindahan ibukota  di Indonesia .
Makalah ini kami susun dengan bahasa yang sesederhana mungkin, agar peserta didik lainnya  dapat dengan mudah memahami  apa yang kami tuliskan  dalam makalah ini. Adapun isi dari makalah ini adalah sebagai berikut :
v  Penyebap berpindahnya ibukota Indonesia sebanyak tiga kali.
v  Berdirinya PDRI di bukittinggi.
v  Dan bagaimana susunan kabinet PDRI di bukittnggi.
Setelah membaca makalah ini, kami harap peserta didik dapat memahami sejarah tentang perpindahan ibukota di Indonesia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu peserta didik dalam mengetahui tentang sejarah berpindahnya ibukota di Indonesia.



Rimbo ilir, 17 Januari 2016



PENYUSUN
           


DAFTAR ISI

Kata pengatar                                            .................................................................... 2
Daftar isi                                                   ................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN           ...................................................... 4
A.    Latar belakang                           ................................................................... 4
B.     Rumusan masalah                      ................................................................... 5
C.     Metode penelitian                      ................................................................... 5-6
D.    Tujuan                                        ................................................................... 6
E.     Manfaat                                      ................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN              ...................................................... 7
A.   Perpindahan Ibukota Indonesia sebanyak tiga kali....................................... 7-24
B.   Kenapa Bukittinggi dipilih untuk melaksanakan PDRI................................ 24-25
C.   Susunan-susunan cabinet PDRI di Bukittingg............................................. 25
BAB III PENUTUP                      ...................................................... 26
A.    Kesimpulan                                ................................................................... 26
B.     saran                                           ................................................................... 26
Daftar pustaka
lampiran




BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan dengan total luas negara 5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan) dan di dalamnya tedapat berbagai pulau-pulau yang membentang dari sabang sampai merauke dihuni beribu ribu berbagai suku, agama, ras, budaya, dan adat istiadat yang berbeda beda.[1] Terdapat juga berbagai sumber daya alam yang melimpah.selain itu, Indonesia juga mempunyai cerita sejarah yang sangat panjang dari zaman prasejarah, hindu-budha, islam, hingga kedatangan bangsa-bangsa eropa yang ingin menguasi wilayah Indonesia[2].
Pada saat kedatangan bangsa eropa yang mempunyai niat buruk. Indonesia, melakukan berbagai perlawanan baik yang bersifat kedaerahan maupun yang nasional. Yang dilakukan oleh berbagai organisasi-organisasi seperti budi utomo, indische partij,dan lain-lain[3].salah satu sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh bangsa Indonesia salah satunya adalah perpindahan tiga kali ibukota setelah Indonesia merdeka, sampai saat ini hal itu akan selalu melekat pada benak rakyat Indonesia karena perpindahan ibukota tersebut menjadi titik tolak bangsa Indonesia untuk berubah menjadi bangsa yang lebih baik lagi.
Perjuangan parah tokoh pahlawan tidak hanya focus untuk memerdekakan bangsa Indonesia saja, akan tetapi setelah Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan, perjuangan tersebut masih berlanjut dikarenakan Belanda kembali lagi ke Indonesia dengan membonceng sekutu. Saat itu Ibukota Indonesia berada di Jakarta . karna alasaan keamanan maka ibukota dipindahkan ke Jogyakarta, Bukittinggi, Aceh.
Penulis tertarik membahas tema ini karena masih sedikit orang yang meneliti masalah tersebut. Selain itu penulis juga ingin mengetahui kenapa Ibukota Indonesia berpindah sebanyaak tiga kali, mengapa Bukittinggi dipilih sebagai daerah yang melaksanakan pemerintahan darurat republic Indonesia,dan penulis ingin mengetahui susunan kabinet pada saat pemerintahan berada di Bukittinggi.


B.     Rumusan masalah
1.      Kenapa Ibukota Indonesia berpindah sebanyak tiga kali?
2.      Kenapa daerah Bukittinggi dipilih menjadi daerah yang melaksanakan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia?
3.      Bagaimana susunan-susunan cabinet pemerintahan pada saat pemerintahan berada di Bukittinggi?
C.     Metode Penelitian
1.      Heuristik
Heuristik adalah seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu penemuan. Kata ini berasal dari akar yang sama dalam bahasa Yunani dengan kata "eureka", berarti 'untuk menemukan'. Heuristik yang berkaitan dengan pemecahan masalah adalah cara menujukan pemikiran seseorang dalam melakukan proses pemecahan sampai masalah tersebut berhasil dipecahkan.[4]
1.      kritik Sumber
Kritik  sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber.  Adapun caranya, yaitu dengan melakukan kritik. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapat objektivitas suatu kejadian.[5]
2.      Menganalisis data dan Interpretasi data    
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yang sedang diperbaiki.[6]
3.      Historiografi
Historiografi adalah ilmu yang mempelajari praktik ilmu sejarah. Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk mempelajari metodologi sejarah dan perkembangan sejarah sebagai suatu disiplin akademik. Istilah ini dapat pula merujuk pada bagian tertentu dari tulisan sejarah[7]
2.      Tujuan ( Keilmuan dan Akademisi)
Keilmuan
1.      Untuk mengetahui tiga lokasi yang pernah menjadi ibukota Indonesia setelah merdeka
2.      Untuk mengetahui alasan Bukittinggi dipilih melaksanakan Pemerintahan Darurat Republik Indoensia
3.      Untuk mengetahi susunan-susuna cabinet saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia berada di Bukittinggi
Akademisi
1.      Penulis dapat memberikan informasi tentang makalah yang dibuat dan penulis juga belajar membuat suatu makalah yang baik dan benar.
3.      Manfaat
Untuk penulis
1.      Penulis dapat membuat suatu makalah yang baik dan benar sehingga pada saat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi sudah terbiasa membuat makalah dan penulis juga dapat berbagi ilmu kepada khalayak umum.

Untuk pembaca
1.      Pembaca dapat mengetahui berbagai informasi tentang makalah yang dibuat oleh penulis. Informasi-informasi yang disampaikan penulis membuat pembaca paham tentang sejarah mengenai Indonesia tiga kali berpindahan Ibukota setelah merdeka.


BAB II
PEMBAHASAN
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia . pada bab ini akan diuraikan tentang kedatangan bangsa Eropa hingga terbentuknya kekuasaan kolonial Barat di Indonesia.
Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :
v Mencari kekayaan termasuk berdagang
v Menyalurkan jiwa penjelajah
v Meyakini Keberadaan Prester John
v Menyebarkan agama
v Mencari kemuliaan bangsa

Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru.
Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.
Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan (Gold) dan kebanggaan serta kejayaan (Glory) bagi negaranya.Pada awalnya,
tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin.
Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.[8]
Kondisi Geografis Daerah Istimewa YogyakartaDaerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah tingkat I di Indonesia dengan Ibukota Yogyakarta, yang wilayahnya terletak di bagian tengah pulau Jawa. Yogyakarta terletak dijantung pulau Jawa. Di utara terdapat gunung Merapi, di sebelah selatan dibatasi oleh samudra Hindia, sedangkan di sebelah timur dibatasi oleh  kota Klaten, dan di sebelah barat dibatasi oleh kota Purworejo, sementaradijantung kota masih tegar berdiri Kraton yang dikelilingi bangunan bersejarah yang mencerminkan kekayaan budaya yang dapat memberikan gambaran perjuangan sejarah Yogyakarta.13Secara geologis propinsi DIY termasuk zona tengah bagian selatan dari formasi geologi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Letak Yogyakarta yang berada di tengah-tengah pulau Jawa ini merupakan wilayah yang sangat strategis dalam jaringan ekonomi terutama pulau Jawa bagian selatan.Sementara secara astronomi wilayah DIY terletak diantara 7 derajat 33 LS-8 derajat 15 LS dan 110 derajat 5 BT-110 derajat 48 BT.
Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi wilayah dari eks Swapraja Kasultanan Yogyakarta dan eks Swapraja Pakualaman serta daerah eks enclave Kapenawon Ngawen di Gunung Kidul, eks Kawedanan Imogiri dan Kapenawon Kotagede di Bantul, yang mana ketiga tersebut semula termasuk wilayah propinsi Jawa Tengah. Jadi secara keseluruhanluas wilayah DIY mencapai 3. 185, 80 km persegi.
Dengan demikian bentuk keseluruhan Daerah Istimewa Yogyakarta menyerupai segitiga dengan puncak gunung Merapi setinggi 2991 meter terletak di sebelah utara.14Wilayah DIY terbagi dalam empat satuan fisiografik, yaitu:a.    Pegunungan selatanPegunungan selatan ini terbagi menjadi empat fisiografik yang secaraberurutan dari selatan ke utara, yang meliputi Pegunungan Sewu, Ledok Wonosari, Pegunungan Masif Panggung dan PegununganBatur Agung.b.      Gunung Api (Vulkan) Merapi.Vulkan Merapi ini terletak di bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta, penyebarannyasebagian besar termasuk di wilayah Kabupaten Sleman dan sebagian Kotamadya Yogyakarta. Gunung Merapi merupakan gunung berapi muda yang masih aktif. Letusannya bersifat merusak dan berbahaya,dikarenakan dapat mengalirkan lahar dan membawa awan panas sedangkan material yangdikeluarkan bersifat andesitis.c.    Dataran rendah antara pegunungan selatan dan pegunungan KulonProgo.Dataran ini membentang melandai ke arah selatan. Kira-kira melalui arah garis timur-barat. Kota gede, Krapyak sampai ke pantai selatan yang merupakan daerah persawahan yang cukup subur.d.   Pegunungan Kulon Progo dan dataran rendah di sebelah selatan.Pegunungan Kulon Progo merupakan kelanjutan dari pegunungan serayu selatan. Pegunungan Kulon Progo dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: pegunungan, perbukitan dan dataran rendah.[9]
Pemindahan ibu kota Indonesia diawali dari Jakarta ke Yogyakarta.setelah Indonesia  memproklamasikan kemerdekaaan pada tanggal 17 agustus 1945,Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Pakualam VII mengirimkan surat ucapan selamat atas kemerdekaan itu. Pada Tanggal 5 september 1945 Sultan dan Pakualam menyatakan bergabung dengan NKRI. Keduanya merupakan salah satua penguasa local pertama yang menyatakan bergabung dengan NKRI. Pertahanan dan Keamanan Jakarta sebagai ibu kota pada saat itu terancam saat Belanda kembali datang ke Indonesia yang membonceng sekutu. Dan hal yang tidak dinginka pun benar-benar terjadi Bahkan pada tanggal 29 september 1945, belanda berhasil menduduki Jakarta yang pada saat itu menjadi ibukota indonesia.
Kabar tersebut sampai ke Sultan dan Pakualam, akhirnya mereka mengirim kurir ke Jakarta dan menyarankan agar ibu kota dipindah ke Yogyakarta pada tanggal 2 januari 1946. Alasan Yogyakarta dipilih karena karena semua rakyatnya dikendalikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selain itu alasan geografis dimana Yogyakarta tepat berada di jantung pulau Jawa. Yogjakarta juga dikelilingi oleh dua benteng alam yakni Gunung Merapi di utara dan samudera hindia di selatan, membuat kota ini tidak mudah untuk ditaklukkan.[10]
Tawaran sultan diterima dengan Bung Karno. Lalu pada 4 Januari ibukota resmi dipindah ke Yogyakarta.Setelah Yogyakarta.[11] Berdasarkan  sejarah kata Ketua Pusat Studi Pancasila UGM yang juga merupakan  anggota Senat UGM, Prof Soetaryo, pilihan Soekarno untuk menerima tawaran Sultan tersebut bukan tanpa alasan. Yogyakarta menurutnya adalah daerah yang paling siap menerima kemerdekaan  Indonesia. Yogyakartalah yang pertama kali menyiarkan kemerdekaan Indonesia. "Dipilihnya Yogya karena Bung Karno tidak main-main. Yogya merupakan daerah yang paling siap, dari sisi politik, ekonomi bahkan keamanan Yogyakarta paling siap saat itu," tandasnya. Hal itulah yang juga menjadi bagian keistimewaan Yogyakarta. Menurutnya Kraton Yogyakarta dibawah kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX memiliki andil besar dalam sejarah berdirinya NKRI.[12]
Setelah Yogyakarta berhasil ditaklukkan oleh belanda ibukota Indonesia kembali dipindahkan. Yaitu ke Bukitttinggi yaitu pada tanggal 19 desember 1948, kota bukittinggi ditunjuk karena daerah yogya yang sebelumnya sebagai pusat pemerintahan sesudah  Jakarta berhasil di taklukkan oleh belanda,serupa dengan Yogyakarta ,bukittinggi juga mempunyai bentang alam yang menyulitkan lawan atau musuh saat ingin menyerang kota ini. Ada gunung merapi di barat, gunung singgalang di selatan dan lembah sianok di utara dan barat.[13]Pemerintahan darurat republic Indonesia yang berada di Bukittinggi dipimpin oleh syafrduin prawirangera yang saat itu menjabat sebagai menteri kemakmuran. Alasan dipilihnya syafrudin prawiranegara sebagai pemimpin yang melaksanakan Pemerintahan darurat republic Indonesia karna sebelumnya syafrudin prawiranegra sudah disiapkan untuk membuat pemerintahan darurat republic Indonesia jika ibukota Indonesia di jawa jatuh ketangan belanda.
Pemindahan ibukota yang kedua berpusat di Bukittinggi Latar Belakang Terbentuknya PDRI Pemimpin republic di Jawa telah menduga pegunungan, Pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal menyusup ke belakang garis musuh dan membentuk kantong-kantong sehingga seluruh pulau Jawa akan menjadi medan gerilya yang luas.Siasat ini berhasil untuk melawan Belanda yang bersenjatakan lengkap. Perlahan ara TNI ini bergerilya ke luarYogyakarta. Di jawa, berdasarkan siasat tersebut berlangsung long march siliwangi yang kemungkinan agresi Belanda II dan telah membuat rencana menghadapi kemungkinan itu. Pada bulan November 1948, wakil presidenHatta mengajak Mr. Syafruddin Prawiranegara- Menteri kemakmuran Republik- ke Bukittinggi, dan Hatta kembali ke Yogyakarta Syafruddin tetap tinggal untuk mempersiapkan kemungkinan pembentukan sebuah pemerintahan darurat di Sumatra- seandainya ibu kota Republik di Jawa jatuh ke tangan Belanda.
Pertengahan Desember 1948, perdana menteri India Jawaharlal Nehru mengirim sebuah pesawat untuk membawa Soekarno dan Hatta keluar Jawa. Dalam perjalanan keluar Jawa, pesawat itu akan singgah di bukitinggi, disini hatta akan tinggal untuk mengepalai pemerintahan darurat sementara presiden soekarno terbang ke New Delhi, dan dari sana ke New York mengajukan masalah Republik ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Tetapi sebelum pesawat Nehru sampai di Yogyakarta, pesawat tersebut tertahan di Singapura karena pemerintah Belanda menolak member izin melintasi daerah mereka dan memberikanhak mendarat di Jakarta.Jadi, Soekarno dan Hatta masih berada di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember ketika belanda menyerang dan menduduki kota itu.Di Bukitinggi, ketika mendengar berita belanda menyerang Yogyakarta Syafruddin pada mulanya tidak percaya bahwa pemerintahan Republik dapat hancur sedemikian cepatnya atau bahwa hampir smua anggota cabinet, termasuk Soekarno dan Hatta telah membiarkan diri mereka tertahan.
Dia menduga bahwa laporan itu mungkin hanya propaganda Belanda,[3]dan merasa kurang pasti dengan legalitas kekuasaanya, dia menunda pembentukan pemerintahan darurat di Sumatra sampai sesudah dia, bersama dengan para pemimpin pemerintahan provinsi Sumatra dan komandan militer Sumatra yang baru colonel Hidayat, meninggalkan bukitinggi dan mundurke Halaban, kira-kira 16 km di tenggara Payakumbuh. Mereka sampai disana 21 Desember dan segera di ikuti residen Sumatra Barat Rasjid.Di Halaban mereka segera menyusun strategiuntuk menjawab serangan belanda.
Yakin bahwa pada saat itu pemimpin-pemimpin Republik di Jawa telah di tahan belanda,[4]maka pada tanggal 22 Desember Syafrudin mengumumkan berdirinya pemerintahan darurat republic Indonesia (PDRI), dia sendiri sebagai ketua, gubernur Sumatra Mr. Tengku Moh D. Hassan sebagai wakil ketua dan Mr. Rasjid sebagai menteri keamanan.[5]Cabinet mengangkat panglima angkatan darat, laut dan udara, dan menunjuk perwakilan Indonesia di India, Mr. Maramis sebagai menteri luar negeri dan menugaskannya agar membawa masalah Indonesia ke PBB.[6]Mereka kemudian menunjuk Susanto- seuanya menteri dalam cabinet Hatta yang luput dari penangkapan Belanda ketika mereka meyerang Yogyakarta.Sejak itu PDRI memainkan peranan penting dan menjamin bahwa perjuangan melawan Belanda tetap di pimpin oleh pemerintahan yang sah yang di akui oleh republic di seluruh nusantara.
PDRI merupakan symbol nasional dan faktor pemersatu, khususnya bagi pasukan gerilya yang terpencar di seluruh Jawa dan Sumatra, karena pemerintahan Syafruddin diakui oleh pasukan Republik (dibawah panglima besar sudirman). Sebagai pengganti yang sah dari pemerintahan Soekarno dan Hatta. Penulis sejarah Sumatra Barat Mestika Zed mempertanyakan apa yang akan terjadi bagi perjuangan kemerdekaan Republik seandainya PDRI tidakmendapatkan kesetiaan dari Sudirman dan perwira bawahannya di Jawa dan Sumatra.Sebelum meninggalkan Halaban, pemimpin republic memencar.
Syafruddin dan kebanyakan menterinya berangkat ke selatanunuk mendirikan pemerintahan mobil di bidang alam, di perbatasan Sumatra barat dengan Jambi. Colonel Hidayat dan komandemen militer Sumatra bernagkat ke utara, berhenti untuk beberapa minggu di rao,di bagian utara Sumatra barat dan kemudian melanjutkan “long march” ke Aceh disana Hidayat membentuk markas komando, militer Sumatra di daerah yang tidak pernah terjamah oleh Belanda. Mr. Rasjid dan anggata pemerintahan Sumatra Barat pindah ke Kototinggi, suatu nagari di pegunungan di luar Suliki, sebelah utara Payakumbuh. Ia ditemani oleh Catib Sulaiman dan Anwan Sutansaidi, sampai disana 24 desember dan membentuk pemerintahan militer Sumatra barat di kantor perwakilan nagari.[7]2.    
Sjafruddin Prawiranegara serata Peranannya dalam PDRIMr. Sjafruddin Prawiranegara lahir di Serang,Banten pada tanggal 28 Februari 1911 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 15 Februari 1989 pada umur 77 tahun. Beliau adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia. Tokoh yang lahir di Anyar Kidul memiliki nama kecil “kuding”, yang berasal dari kata Udin pada nama Sjafruddin.Ia memiliki darah keturunan Sunda dari pihak ibu dan Sunda Minangkabau dari pihak ayah.Sebelum kemerdekaan, Sjafruddin pernah bekerja sebagai pegawai siaran radio swasta (1939-1940), Petugas pada Departemen Keuangan Belanda (1940-1942), serta pegawai departemen Keuangan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, Ia menjadi anggota Badan Pekerja KNIP (1945), yang bertugas sebagai badan legislatif di Indonesia sebelum terbentuknya MPR dan DPR. KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).Agresi Militer Belanda II atau operasi gagak terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Syahrir dan beberapa tokoh lainnya. Pemerintahan resmi lumpuh. Sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan oleh dewan siasat, yaitu basis pemerintahan sipil akan dibentuk di Sumatera, maka Presiden dan Wakil Presiden membuat surat kuasa yang ditujukan kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran yang sedang berada di Bukittinggi, bahwa ia diangkat sementara membentuk kabinet dan mengambil alih Pemerintahan Pusat.
Pemerintahan Sjafruddin ini kemudian dikenal sebagai Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.Di sebuah dangau kecil yang belakangan dikenal sebgai “Dangau Yaya” Syafruddin Prawiranegara mengumumkan berdirinya PDRI pada Rabu 22 Desember 1948. Dari sudut pandang seorang pemuda pengikutnya, Kamil Koto, mengalirlah kisah presiden Sjahfruddin Prawiranegara yang selama 207 hari nyaris melanjutkan kemudi kapal besar bernama Indonesia yang sedang oleng dan nyaris karam. Sebuah perjuangan yang mungkin terlupakan, tetapi sangat krusial dalam memastikan keberlangsungan Indonesia. Atas usaha Pemerintahan Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia.
Perjanjian Roem-Royen mengakhiriupaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan siding antara PDRI dengan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah Menteri kedua Kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta. Meskipun hanya sementara memegang jabatan Presiden, namun memiliki arti penting pada masanya.
Tetapi sosok Syafruddin Prawiranegara seolah tenggelam ketika penguasa Orde Baru menebar jaring kepatuahan tanpa reserve. Tampaknya Syafruddin Prawiranegara memang berseberangan dengan Suharto.Peranan Syafruddin Prawiranegara dalam PDRIMr. Sjafruddin adalah seorang yang berjasa dalam menyelamatkan eksistensi Negara Republik Indonesia. Di sini ada suatu peranan yang diberikan oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara adalah tetap membuat Indonesia berada dalam pemerintahan yang merdeka dan berdaulat.
Karena kita ketahui bahwa ketika Soekarno ditahan oleh Pemerintah Belanda akibat dari Agresi MiliterII maka Presiden memberikan mandat kepadaMr. Syafruddin ini untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Kita telah mengetahui bahwa Negara merupakan integrasi dari kekuatan politik, Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepala Negara adalah suatu simbol dari pemerintahan yang merdeka dan berdaulat karena didalamnya terdapat mengenai unsur-unsur yang ada dalam suatu Negara.Dengan adanya PDRI dan Mr. Sjafruddin dipilih sebagai pejabat Presiden sementara maka eksistensi Negara Indonesia tetap ada serta merdeka dan berdaulat karena dihadapan pemerintah Belanda, pemerintahanRI de facto di pimpin oleh Soekarno dari penjara, meskipun sebenarnya de jure pemerintahan berada di tangan Syafruddin Prawiranegara dan kedudukan Soekarno yangberada dalam tahanan bukan lagi sebagai kepala Negara yang merdeka dan berdaulat.
Jadi, dengan diberikan mandat dari Presiden kepada kepala pemerintahan darurat RI makaposisi Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai pejabat Presiden sementara (Ketua PDRI) dan bukan dianggap sebagai Presiden RI yangutuh karena ia hanya sebagai pemegang jabatan sementara saja berdasarkan mandat yang diterimanya dari mandatory yaitu Presiden Pertama RI sendiri. Maka dari fakta sejarah ini, Mr. Syafruddin Prawiranegara tidak menyalahgunakan amanah pembentukanPemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) untuk mengangkat dirinya sebagai Presiden PDRI melainkan hanya sebagai ketuaPDRI.Ketika PDRI sendiri Mr. Syafruddin ini sendiriselalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerahterpencil dikarenakan pemerintahan PDRI sangat dicari oleh pihak kolonial belanda untuk dihancurkan.
Namun ini bukan berarti pemerintahan darurat ini tanpa adanya perlawanan karena pada tanggal 1 Januari 1949 PDRI ini membentuk lima wilayah pemerintahan militer di Sumatra yaitu Aceh dengan gubernur Militer Tgk Daud Beureuh. Daerah Tapanuli dan Sumatra Timur Bagian Selatan dengan Gubernur Militer dr. Ferdinand Lumban Tobing sedangkan Riau dengan Gubernur Militer R.M Utoyo.
Sumatra Barat dipimpin oleh Gubernur Militer Mr. Sultan Muhammad Rasjid dengan Wakil Gubernur Militer Letnan Kolonel Dahlan Ibrahim. Sementara Sumatra Selatan denagn Gubernur Militer dr. Adnan Kapau Gani. Mungkin pembentukan ini dengan maksud sebagai alat bertahan dan melakukan dari gerakan mobilisasi tentara pemerintahan Belanda sehingga Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tetap terlindungi dari serangan musuh dan eksistensi Negara Indonesia tetap ada.3.     Kronologi dari PDRISetelah terjadinya peristiwa pengkudetaan PKI di Madiun 19 September 1948, Belanda kembali melancarkan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948 tepatnya pukul 06.00 pagi. Serangan ini dilakukan oleh pihak Belanda sebagai serangan terakhir yang bertujuan untuk menghancurkan Republik Indonesia. Dengan pasukan lintas udara, serangan langsung ditujukan ke ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta. Lapangan terbang Maguwo dapat dikuasai Belanda, dan selanjutnya seluruh kota Yogyakarta. Dengankeberhasilan ini maka Belanda beranggapan bahwa mereka dapat dengan mudah menduduki dan melumpuhkan ibu kota Republik Indonesia.
Dengan adanya Agresi Militer II ini secara fisik Belanda berhasil menangkap dan menawan Presiden Soekarno yang diterbangkan ke Prapat dan kemudian dipindahkan ke Bangka, Wakil Presiden Mohammad Hatta yang diasingkan di Bangka, dan beberapa petinggi lainnya seperti Agus Salim (Menteri Luar Negeri), Mohammad Roem dan beberapa menteri lainnya.Sebelum para petinggi Republik Indonesia ini di tawan oleh pihak Belanda, mereka mengadakan sidang Kabinet dan mengambil sebuah keputusan untuk memberikan mandat melalui radiogram yang akan dikirimkan kepada Menteri Kemakmuran yaitu Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatera.
Mandat atau materi kawat ini dikirim pada menit-menit terakhir sebelum Soekarno-Hatta ditawan. Mandat tersebut berisikan agar Mr. Syarifuddin Prawiranegara mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).Dengan tertangkapnya para petinggi Republik Indonesia lantas tidak berarti bahwapemerintah Republik Indonesia telah berakhir.Pada umumnya tentara Republik Indonesia tidak dapat memahami alasan menyerahnya para politisi sipil pada Belanda sementara para prajurit mengorbankan jiwa mereka demi Republik.
 Seluruh kekuatan TNI yang ada di Yogyakarta di perintahkan keluar kota untuk bergerilya. Pasukan-pasukan Republik Indonesia mengundurkan diri ke luar kota-kota dan memulai perang gerilya secarabesar-besaran di kedua belah garis Van Mook.Selain menteri kawat yang dikirimkan kepadaMr. Syarifuddin Prawiranegara, wakil presiden Mohammad Hatta dan Menteri Luar Negeri Hadji Agoes Salim mengirim Kawat kedua kepada Dr. Soedarsono, A.N. Palar, Mr. A.A. Maramis di New Delhi.
Materi kawat atau radiogram itu ternayata tidak pernah diterima oleh Mr. Syarifuddin, hal ini diperkirakan bahwa dalam keadaan perang itu sangat dituntut mobilitas yang tinggi dengan berpindah-pindah kedudukan yang dimaksudkan untuk menghindari serangan dari lawan. Kekhawatiran inilah yang menyebabkan Hatta mengirimkan radiogram kepada Dr. Sudardono, A.N. Palar, Mr. A.A. Maramis. Namun, kontroversi mengenai sampai tidaknya radiogram itu berhenti pada tanggal 22 Desember 1948, ketika di desa Halaban, dekat Payakumbuh, Sumatra Barat, diadakan rapat dengan beberapa tokoh, yang akhirnya memutuskan untuk membentuk pemerintah darurat. Mr. Syafruddin Prawiranegara, terpilih sebagai PDRI dan pada tanggal 31 Maret 1949 berhasil membentuk pemerintah daruratMenteri Pekerjaan Umum11. Mr. St. Moh. Rasjid: Menteri Perburuhan dan SosialDari fakta sejarah ini, Mr. Syarifuddi Prawiranegara tidak menyalahgunakan amanah pembentukan PDRI untuk mengangkat dirinya sebagai Presiden PDRI.
Melainkan hanya sebagai Ketua PDRI (Suryanegara, 2010: 268).Perjalanan singkat PDRISetelah ditawannya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta dan beberapa Menteri lainnya. Sesuai dengan rencana awal dalam sidang kabinet tanggal 19 Desember 1948 bahwa seluruh kekuatan TNI yang masih ada di Yogyakarta diperintahkan ke luar kota untuk melakukan gerilya. Angkatan perang yang telah membagi wilayah pertahanan republik menjadi dua komando, yaitu Jawa dan Sumatra siap melaksanakan rencana di bidang pemerintahan tersebut. Untuk melancarkan rencananya telah disiapkan konsepsi baru dalam bidang pertahanan. Konsepsi tersebut dituangkan dalam perintah siasat nomor 1 tahun 1948 yang pokok isinya adalah sebagai berikut:
1.  Tidak melakukan pertahanan yang linear
2 .Memperlambat setiap majunya serbuan musuh dan pengungsian total,serta bumi hangus total
3 .Membentuk kantong-kantong di tiap onderdistrik yang mempunyai kompleks di beberapa sangat terkenal itu. Sejumlah 11 Bathalion Divisi Siliwangi dengan keluarga mereka dan penduduk lainnya mulai bergerak kembali ke Jawa Barat dengan jalan kaki.
Namun, setibanya di Jawa Barat mereka dihadang oleh Tentara Islam Indonesia yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Namun, setelah dua bulan melkaukan long march, mereka berhasil untuk menguasai atau memperoleh kedudukan di Jawa Barat sesuai dengan yang diharapkan.Berkat Perjuangan Mr. Syafruddin Prawiranegara dengan PDRI di Bukittinggi Sumatra Barat dan exile government di India, serta perjuangan A.N. Palar selaku wakil Indonesia di PBB, menyebabkan dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi pada tanggal 28 Januari 1949.
Kemudian pada yanggal 1 maret1949 terjadilah serangan umum terhadap kota Yogyakarta yang diduduki oleh Belanda ketika itu. Penyerangan inii dilakukan oleh TNI dan dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Komandan Brigade 10 daerah wehrkreise ketiga yang membawahi daerah Yogyakarta.Awal penyerangan ini dibentuk sektor-sektor untuk mempermudah pengepungan. Seckor barat dipimpin oleh major Fentje Sumual, sektor untuk selatan dan timur dipimpin olehmajor Sarjono, sektokr utara dipimpinoleh major Kusno. Untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtonodan Letnan Masduki. Serangan dilakukan dari berbagai penjuru kota,sehingga dalam waktu 6 jam Yogyakarta behasil di kepung dan di kuasai oleh TNI.
Dan serangan umum ini berhasil mencapai tujuannya yaitumendukung perjuangan secara diplomasi dan meninggikan moral rakyat serta TNI yang sedang bergerilya, menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan yang mampu mengadakan ofensif serta mematahkan moral pasukan Belanda.Akhir dari PDRIBelanda menerima himbauan PBB supaya mengadakan gencatan senjata pada tanggal 31 Desember 1948 di Jawa dan tanggal 5 Januari 1949 di Sumatra, tetapi perang gerilya terus berlangsung. Sebagian besar satuan tentara beroperasi secara otonom selama perang gerilya ini. Di samping banyak kemenangan kecil mereka atas pihak Blanda, pasukan-pasukan Republik yang berada di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto mendapat suatukemenangan besar ketika mereka berhasil merebutkembali dan menguaasai Yogyakarta selama emanjam pada tanggal 1 Maret 1949.[8]PBB dan Amerika Serikat mulai mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Belanda.
Dengan memberikan berbagai tekanan dan ancaman yang dilakukan oleh militer Rrepublik dan Amerika Serikat, akhirnya pada bulan April Belanda telah sepakat untuk menyerah , tetapi mendesak untuk mengadakan perbincangan-perbincangan dengan pemerintah Republik. Pada tangal 6 Juli 1949 pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta.[9]Berahkirnya keperintahan PDRI ini kemudian berkaitan erat dengan perundingan Roem-Royen dimana Belanda menyetujui pemerintahan republik ke Yogyakarta.
Dan membebaskan tahanan politik yang ditahan sejak 19 Desember 1948 tersebut, hal ini juga berarti pemerintahan kedaulatan akan segera di serahkan oleh Belanda kepada Padaris, ditambah dengan menginggalnya Panglima Militer Belanda Simon H. Spoor yaitu salah satu tokoh yang memprakarsai perebutan kedaulatan pemerintah Indonesia.Walaupun begitu, pertahanan Indonesia di Sumatra tak sepenuhnyaaman Belanda yang berkubu di Bukittinnggi beruasaha berkali-kali mengusir pasukan kita yang berpangkal di Palupuh. Hingga sampaipada penyerahan kedaulatan oleh Belanda ke Republik Indonesisa. Pertempuran-pertempuran tidak sering terjadi terlebih setelah case fire gerakan Belanda yang tertuju pada keamanan saja
.Beberapa tokoh agak sedikit bertentangan dengan delegasi-delegasi Belanda yang berdampak pada putusan pengembalian mandat PDRI kepada pemerintahan di Yogyakarta. Pemerintahan yang berlangsung kurang lebih selama 7 bulan ini berakhir ketika penyerahan mandat dari PDRI kepada Hatta padatanggal 14 Juli 1948. Setelah perjanjian Rpem-Royen disahkan danNatsir meyakinkan Prawiranegara untuk datang dan menyelesaikan duailisme pemerintahan yang ada pada saat itu.[14]
Dan yang terakhir pemerintahan dipindahkan lagi ke bierun daerah Aceh Kedatangan presiden pertama RI itu ke Bireuen memang sangat fenomenal. Waktu itu, tahun 1948, Belanda melancarkan agresi keduanya terhadap Yogyakarta. Dalam waktu sekejap ibukota RI kedua itujatuh dan dikuasai Belanda. Presiden pertama Soekarno yang ketika itu berdomisili dan mengendalikan pemerintahan di sana pun harus kalangkabut.
 Tidak ada pilihan lain, presiden Soekarno terpaksa mengasingkan diri ke Aceh. Tepatnya di Bireuen, yang relatif aman. Soekarno hijrah ke Bireuen dengan menumpang pesawat udara Dakota. Pesawat udara khusus yang dipiloti Teuku Iskandar itu,mendarat dengan mulus di lapangan terbang sipil Cot Gapu pada Juni 1948.Kedatangan rombongan presiden di sambut Gubernur Militer Aceh, Teungku Daud Beureu’eh, atau yang akrab disapa Abu Daud Beureueh, Panglima Divisi X, Kolonel Hussein Joesoef, para perwira militer Divisi X, alim ulama dan para tokoh masyarakat.
Tidak ketinggalan anak-anak Sekolah Rakyat (SR) juga ikut menyambut kedatangan presiden sekaligus PanglimaTertinggi Militer itu. Malam harinya di lapangan terbang Cot Gapu diselenggarakan Leising (rapat umum) akbar. Presiden Soekarno dengan ciri khasnya, berpidato berapi-api, membakar semangat juang rakyat di Keresidenan Bireuen yang membludaklapangan terbang Cot Gapu. Masyarakat Bireuen sangat bangga dan berbahagia sekali dapat bertemu mukadan mendengar langsung pidato presiden Soekarno tentang agresi Belanda 1947-1948 yang telah menguasai kembali Sumatera Timur (Sumatera Utara) sekarang.Kantor Pusat Pemerintahan BireuenSelama seminggu Presiden Soekarno berada di Bireuenaktivitas Republik dipusatkan di Bireuen.
Dia menginap dan mengendalikan pemerintahan RI di rumah kediaman Kolonel Hussein Joesoef, Panglima Divisi X Komandemen Sumatera, Langkat dan tanah Karo, di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati Bireuen sekarang). Jelasnya, dalam keadaan darurat, Bireuen pernah menjadi ibukota RI ketiga, setelah jatuhnya Yogyakarta ke dalam kekuasaan Belanda. Sayangnya catatan sejarah ini tidak pernah tersurat dalam sejarah kemerdekaan RI.Memang diakui atau tidak, peran dan pengorbanan rakyat Aceh atau Bireuen pada khususnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Perjalanan sejarah membuktikannya.
Di zaman Revolusi 1945, kemiliteran Aceh dipusatkan di Bireuen.Di bawah DivisiX Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah Karo dibawah pimpinan Panglima Kolonel Hussein Joesoef berkedudukan di Bireuen. Pendopo Bupati Bireuen sekarang adalah sebagai kantor Divisi X dan rumah kediaman Panglima Kolonel Hussein Joesoef. Waktu itu Bireuen dijadikan sebagai pusat perjuangan dalam menghadapi setiap serangan musuh.
Karena itu pula sampai sekarang, Bireuen mendapat julukan sebagai “Kota Juang”.Kota BireuenKemiliteran Aceh yang sebelumnya di Kutaradja, kemudian dipusatkan di Juli Keude Dua (Sekitar tiga kilometer jaraknya sebelah selatan Bireuen-red) di bawah Komando Panglima Divisi X, Kolonel Hussein Joesoef, yang membawahi Komandemen Sumatera, Langkat dan Tanah Karo. Dipilihnya Bireuen sebagai pusat kemiliteran Aceh, lantaran letaknya yang sangat strategis dalam mengatur strategi militer untuk memblokade serangan Belanda di Medan Area yang telah menguasai Sumatera Timur.
Pasukan tempur Divisi X Komandemen Sumatera yang bermarkas di Juli Keudee Dua, Bireuen, itu silih berganti dikirim ke Medan Area. Termasuk diantaranya pasukan tank dibawah pimpinan Letnan Yusuf Ahmad, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Letnan Yusuf Tank. Sekarang dia sudah Purnawirawan dan bertempat tinggal di Juli Keude Dua, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen. Menurut Yusuf Tank, waktu itu pasukan Divisi X mempunyai puluhan unit mobil tank. Peralatan perang itu merupakan hasil rampasantank tentara Jepang yang bermarkas di Juli Keude Dua.
Dengan tank-tank itulah pasukan Divisi X mempertahankan Republik ini di Medan Area pada masa agresi Belanda pertama dan kedua tahun 1947-1948. Juli Keude Dua juga memiliki nilai historis kemiliteran penting dalam mempertahakan Republik. Terutama di zaman Revolusi 1945. Pendidikan Perwira Militer (Vandrecht), yakni untuk mendidik perwira-perwira yang tangguh di pusatkan di Juli Keude Dua.Menurut kronolosgi sejarah yang di ceritakan oleh Yusuf Tank, tentang peristiwa sukaduka perjuangannya masa silam. Salah satu diantaranya tentang peranan Radio Rimba Raya milik DivisiX Komandemen Sumatera yang mengudara ke seluruh dunia dalam enam bahasa, Indonesia, Inggris, Urdu, Cina, belanda dan bahasa Arab. Dikatakan, “Radio Rimba Raya mengudara ke seluruh dunia 20 Desember 1948 untuk memblokade siaran propaganda Radio Hervenzent Belanda di Batavia yang yang menyiarkanbahwa Indonesia sudah tidak ada lagi.
Dalam siaran bohong Radio Belanda seluruh wilayah nusantara sudahhabis dikuasai Belanda. Padahal, Aceh masih tetap utuh dan tak pernah berhasil dikuasai Belanda.Dengan mengudaranyaRadio Rimba Rayake seluruh dunia, masyarakat dunia sudah mengetahui secara jelas bahwa Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus1945. Karena itu, saat kedatangan Presiden Soekarno ke Bireuen bula n Juni 1948, dalam pidatonya yang berapi-api di lapangan terbang Cot Gapu, Soekarno mengatakan, Aceh yang tidak mampu dikuasai Belandadijadikan sebagai Daerah Modal Republik Indonesia. Selama seminggu Presiden Soekarno berada di Bireuen, kemudian bersama Gubernur Militer Aceh Abu Daud Beureueh berangkat ke Kutaradja (Banda Aceh). Di Kutaradja Gubernur Milter Aceh mengundang seluruh saudagar Aceh di hotel Aceh.
Dia menyampaikan permintaan Presiden Soekarno agar rakyat Aceh menyumbang dua pesawat terbang untuk Republik.Bireuen Pada Jaman KerajaanKabupaten Bireuen dalam catatan sejarah dikenal sebagai daerah Jeumpa. Dahulu Jeumpa merupakan sebuah kerajaan kecil di Aceh. Menurut Ibrahim Abduh dalam Ikhtisar Radja Jeumpa, Kerajaan Jeumpa terletak di di Desa Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.Secara geografis, kerajaan Jeumpa terletak di daerahperbukitan mulai dari pinggir sungai Peudada di sebelah barat sampai Pante Krueng Peusangan di sebelah timur.
 Raja Jeumpa adalah putra dari Abdullahdan Ratna Kumala. Abdullah memasuki kawasan Blang Seupeueng dengan kapal niaga yang datang dari India belakang untuk berdagang. Dia memasuki negeri Blang Seupeueng melalui laut lewat Kuala Jeumpa.Abdullah kemudian diterima oleh penduduk pribumi dan disediakan tempat tinggal. Kesempatan itu digunakan oleh Abdullah untuk memulai menjalankan misinya sebagai Da’i Muslim.
Rakyat di negeri tersebut dengan mudah menerima agama Islam karena tingkah laku, sifat dan karakternya yang sopan dan sangat ramah.Abdullah akhirnya dinobatkan sebagai menjadi raja dan Ratna Keumala sebagai permaisuri di negeri BlangSeupeung tersebut. Raja Abdullah kemudian menamakan negeri yang dipimpinnya itu dengan nama “Jeumpa”. Sesuai dengan nama negeri asalnya yang bernama “Kampia”, yang artinya harum.Raja Abdullah mengatur strategi keamanan kerajaan dengan mengadakan latihan perang bagi angkatan darat dan laut. Saat itu angkatan laut merupakan angkatan perang yang cukup diandalkan, yang dipimpin oleh seorang Laksamana Muda.Raja Abdullah meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, yaitu Siti Geulima dan Raja Jeumpa. Setelah Raja Jeumpa dewasa dia membangun benteng pertahanan di tepi Pantai, yaitu di Laksamana (sekarang Desa Lhakmana-red).
Raja Jeumpa kemudian memperistri seorang putri anak Raja Muda yang cantik jelita, bernama Meureundom Ratna, dari Negeri Indra ( kira-kira daerah Gayo). Menurut rentetan sejarah, Meureudom Ratna masih ada hubungan keluarga dengan putri Bungsu.Kakak Raja Jeumpa, Siti Geulima dipinang oleh seorangRaja di Darul Aman yang bernama Raja Bujang. Maka atas dasar perkawinan itu antara Kerajaan Jeumpa dengan Darul Aman ( sekarang Peusangan Selatan ) terjalin hubungan lebih erat. Sesuai dengan namanya “Darul Aman” yakni negeri yang aman sentosa.Kerajaan Jeumpa pernah diperangi oleh pasukan Cina, Thailand dan Kamboja.
Mereka pernah menduduki benteng Blang Seupeung. Disebutkan, peperangan tersebut terjadi karena Raja Cina menculik permaisuriRaja Jeumpa yang cantik jelita, Meureudom Ratna. Permaisuri Raja Jeumpa itu berhasil mereka bawa kabur sampai ke Pahang (Malaysia). Namun kemudian Meureudoem Ratna berhasil dibawa kembali ke Blang Seupeueng. Setelah Panglima Prang Raja Kera yang berasal dari Ulee Kareung , Samalanga, berhasil mengalahkan Raja Cina. Pada awal tahun 1989 dua pemuda Cina, laki – laki dan perempuan mengunjungi makan Raja Jeumpa. Kepada sesepuh desa mereka mengatakan berasal dari Indo Cina, Kamboja. Mereka sengaja datang ke lokasi kerajaan Jeumpa untuk mencari tongkat nenek moyangnya zaman dahulu. Konon tongkat emas Raja Cina tersebut jatuh dan hilang saat menyerbu kerajaan Jeumpa, yang kemudian ditemukan oleh Raja Jeumpa.
Tidak diketahui persis riwayat berakhirnya masa kejayaan kerajaan Jeumpa. Begitu juga dengan penyebab mangkatnya raja Jeumpa. Namun dari ceritaturun-temurun, masyarakat di sana meyakini pusara Raja Jeumpa terdapat di atas sebuah bukit kecil setinggi 40 meter, yang ditumbuhi pohon-pohon besar yang sudah berumur ratusan tahun. Makam raja itu hanya ditandai dengan batu-batu besar, yang berlokasi di dusun Tgk Keujruen, Desa Blang Seupeueng. Sedangkan makam isterinya, Maureudom Ratna, berada di Desa Kuala Jeumpa.Bireuen Pada Jaman Kolonial (Pra Kemerdekaan Indonesia)Kerajaan-kerjaan kecil di Aceh tempo dulu termasuk Jeumpa mengalami pasang surut. Apalagi setelah kehadiran Portugis ke Malaka pada tahun 1511 M yangdisusul dengan kedatangan Belanda. Secara de facto Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904,
 yaitu ketika Belanda dapat menduduki benteng Kuta Glee diBatee Iliek, di bagian barat Kabupaten Bireuen.Kemudian dengan Surat Keputusan Vander Guevernement General Van Nederland Indie tanggal 7September 1934, Aceh dibagi menjadi enam Afdeeling (kabupaten) yang dipimpin oleh seorang Asisten Residen. Salah satunya adalah Afdeeling Noord Kust van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang dibagi dalam tiga Onder Afdeeling (kewedanan).[15]
Alasan dipilhnya kota bukittinggi ditunjuk karena daerah yogya yang sebelumnya sebagai pusat pemerintahan sesudah  Jakarta berhasil di taklukkan oleh belanda,serupa dengan Yogyakarta ,bukittinggi juga mempunyai bentang alam yang menyulitkan lawan atau musuh saat ingin menyerang kota ini. Ada gunung merapi di barat, gunung singgalang di selatan dan lembah sianok di utara dan barat.
Pemerintahan darurat republic Indonesia yang berada di Bukittinggi dipimpin oleh syafrduin prawirangera yang saat itu menjabat sebagai menteri kemakmuran. Alasan dipilihnya syafrudin prawiranegara sebagai pemimpin yang melaksanakan Pemerintahan darurat republic Indonesia karna sebelumnya syafrudin prawiranegra sudah disiapkan untuk membuat pemerintahan darurat republic Indonesia jika ibukota Indonesia di jawa jatuh ketangan belanda.
Alasan kenapa Bukitinggi dipilih untuk melaksanakan PDRI, pada saat itu Pada bulan November 1948 wakil presiden hatta mengajak Mr.syafruddin prawiranegara menteri kemakmuran ke bukittinggi, dan hatta kembali ke Yogyakarta syafrudin tetap tinggal untuk mempersiapkan kemungkinan pembentukan sebuah pemerintahan darurat di Sumatra seandainya ibu kota republic di jawa jatuh ketangan belanda. Desember 1948, perdana menteri india Jawaharal Nehru mengirim sebuah pesawat untuk membawa sukarno dan hatta keluar jawa.
Dalam perjalanan keluar jawa, pesawat itu singgah di bukittinggi, disini hatta akan tinggal intuk mengepalai pemerintahan darurat sementara presiden sukarno terbang ke New Delhi, dan dari sana ke New York mengajukan masalah republic Indonesia ke perserikatan bangsa bangsa.tetapi, pesawat tersebut tertahan di singapura karena belanda menolak memberikan izin melintasi daerah mereka dan memberikan hak mendarat di Jakarta. Di bukittinggi, ketika mendengar berita belanda menyerang Yogyakarta syafrudin pada mulanya tidak percaya bahwa pemerintahan yang daoat hancur sedemikian cepatnya.
Karna pada saat itu syafrudin prawiranegara sedang berada di bukit tinggi untuk mnegisi kekosongan kekuasan beliau mengusulkan membentuk PDRI padahal saat itu sukrano hata mnegirimkan telegram yang berbunyi “kami presiden republic Indonesia memberikan bahwa pada hari minggu tanggal 19 desember 1948 jam 6 pagi belanda telah mi=ulaik melakukan penyerangan atas ibu kota yogjakarta.
Jika dalam pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, kamu menguasakn kepada Mr.syafrudin prawiranegara membentuk PDRI di Sumatra.namun saat itu telegram tidak sampai kebukittinggi meski demikian syafrudin telah mengambil inisiatif yang senada.
Dalam rapat disebuah rumah dekat ngarai sinok bukittinggi, 19 desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintahan darurat. Gubernur Sumatra Mr. T.M.Hasan menyetujui demi menyelamatkan Indonesia yang sedang dalam bahaya. Pada tanggal 22 desember 1948 di Halaban sekitar 15 KM dari Payakumbuh PDRI “diprokalmasikan’’ syafrudin duduk sebagi ketua/preisden merangkap menteri pertahanan,peneragan,dan luar negeri.kabinetnya dibantu M.R.Hasan, Mr.S.M.Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir.Mananti Sitompul, Ir. Indracahya,dan Marjono Danubroto.dan jendral Sudirman sebgai jendral besar.
Syafrudin meyerahkan kembali mandatnya kepada presiden Sukarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta.dan berakirlah riwayat PDRI yang selama kurang kebih delapan bulan beliau melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.[16]
Susunan cabinet pada saat pemerintahan darurat republic Indonesia yaitu .Susunan Kabinet PDR
I1.          Mr. Sjafruddin Prawiranegara: Ketua merangkap Menteri Pertahanan dan Penerangan
2.     Mr. Soesanto Tirtoprodjo: Wakil Ketua merangkap Menteri Kehakiman dan Menteri Pembangunan dan Pemuda
3.         Mr. AA. Maramis: Menteri Luar Negeri (berkedudukan di New Delhi, India)
4.         dr. Soekirman: Menteri Dalam Negeri merangkap Menteri Kesehatan
5.         Mr. Loekman Hakiem: Menteri Keuangan
6.         Mr. IJ. Kasimo: Menteri Kemakmuran dan Pengawas Makanan Rakyat
7.         KH. Masjkoer: Menteri Agama
8.         Mr. T. Moh. Hasan: Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
9.         Ir. Indratjahja: Menteri Perhubungan
10.       Ir. Mananti Sitompoel: Menteri Pekerjaan Umum
11.       Mr. St. Moh. Rasjid.[17]
BAB III
PENUTUP
Ø  Kesimpulan

Jadi dari pembahasan yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa Indonesia dahulu pernah mengalami perpindahan ibukota Negara sebanyak tiga kali. hal  itu dilakukan karena belanda datang lagi ke Indonesia dengan membonceng sekutu. Saat itu ibukota berpusat di Jakarta karena alasan keamanan ibukota dipindahkan ke jogja, pada saat pemerintahan berada di Yogyakarta hal yang pernah terjadi di Jakarta kembali terulang lagi karena belanda melakukan penyerangan di Yogyakarta. Akhirnya ibukota dipindahkan lagi ke bukittinggi  (pemerintahan darurat republic Indonesia) ketua pemeritahan yang ditunjuk pada saat itu adalah syafrudin prawiranegara.
Alasan kenapa bukittinggi dipilih untuk melakukan PDRI adalah karena pada saat itu syafrudin berada disana, bentang alam juga berpengaruh kenapa dipilihnya bukittinggi untuk melaksanakan PDRI. Setelah itu pemeritahan kembali berpindah ke daerah Aceh tepatnya di daerah bierun, selama seminggu.

Ø  Saran
Sebaiknya pembaca lebih bisa mengahargai para jasa pahlawan, walaupun Indonesia sudah merdeka tetapi perjuangan para pahlawan tidak berhenti karna datangnya belanda yang membonceng sekutu. Hal itu dapat di jadikan pembaca sebagai titik tolak bagaimana bisa memberikan yang terbaik bagi negaranya. Mulai dari menghormati jasa para pahlawan,ikut menjaga NKRI dan juga yang terpenting menharumkan nama bangsa.


Daftar pustaka

Sintia (2016). Luas wilayah negara Indonesia.from http://www.invonesia.com,  23 januari 2016.
asmawati (2013).latar belakang bangsa eropa datang ke indnesia.from          http://www.asmawatyfricilia.com,01 november 2013
alanzuri (2013).krtik sumber-sumber sejarah.from http://alanzuhri17.blogspot.co.id,24 januari 2016
sridanti (2004). proses-masuknya-bangsa-barat-ke-indonesia.from http://www.sridanti.com, 26 januari 2016
antoseno (2010). yogyakarta-sebagai-ibukota-ri-pada-masa-perang-kemerdekaan-tahun 1946-1946.from https://antosenno.wordpress.com, 12 oktober 2010
ibukota-indonesia-dulu.from  https://kambingsembilan.wordpress.com, 09 januari 2010
Sumber: jadiberita.com
berita/breaking-news/nasional (2011). tanggal-4-januari-1946-ibukota-nkri-pindah-ke-yogyakarta. From http://www.republika.co.id, 4 januari 2011
http://www.polygloyt Indonesia.co.id
pemerintahan-darurat-republik-indonesia. From http://www.idsejarah.net, februari 2015
musbir (2013). bireuen-ibukota-negara-indonesia-ke-3. From http://musbir.blogspot.com, april 2013
http://dari berbagai sumber.com
pemerintahan-darurat-republik-indonesia.from http://www.idsejarah.net, februari 2015

pertanyaan yang tidak bisa dijawab
1.      Apakah ibukota setelah dari Aceh di pindahkan kembali ke Jakarta ?
Jawaban
Pada 17 Agustus 1950, setelah melalui perundingan antara para pemimpin dari pemerintah RIS dan Republik Indonesia, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Sama seperti Konstitusi RIS, UUD Sementara tahun 1950 dalam pasal 46 menyebut: “pemerintah berkedudukan di Jakarta, kecuali jika dalam hal darurat pemerintah menentukan tempat yang lain”.
Pemberlakuan kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 membuat kedudukan ibukota negara kembali kabur. Baru pada 1960-an Jakarta mendapat status Daerah Khusus Ibukota melalui Penetapan Presiden No. 2 tahun 1961 dan kemudian UU No. 10 tahun 1964.
Kini, situasi macam apakah yang akan memaksa ibukota negara pindah?



[2] Sumber:http//www.satujam.com
[3] https://asmawatyfricilia.wordpress.com/2013/11/01/latar-belakang-bangsa-eropa-datang-ke-indonesia/
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Heuristik
[5] http://alanzuhri17.blogspot.co.id/2013/01/kritik-sumber-sumber-sejarah_3.html
[6] https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110608190917AA7YBBO
[8] http://www.sridanti.com/proses-masuknya-bangsa-barat-ke-indonesia.html
[9] https://antosenno.wordpress.com/2010/10/12/yogyakarta-sebagai-ibukota-ri-pada-masa-perang-kemerdekaan-tahun-1946-1949/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9197906521
[10] https://kambingsembilan.wordpress.com/2013/01/09/ibukota-indonesia-dulu/
[11] Sumber: jadiberita.com

[12] http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/11/01/04/156100-tanggal-4-januari-1946-ibukota-nkri-pindah-ke-yogyakarta" tegasnya.

[13] http://www.polygloyt Indonesia.co.id
[14] http://www.idsejarah.net/2015/02/pemerintahan-darurat-republik-indonesia.html
[15] http://musbir.blogspot.com/2013/04/bireuen-ibukota-negara-indonesia-ke-3.html
[16] http://dari berbagai sumber.com
[17] http://www.idsejarah.net/2015/02/pemerintahan-darurat-republik-indonesia.html

1 comment:

  1. Casino - DRMCD
    No Deposit Bonus offers for 안성 출장샵 new players: 1 – $2,600 Free Cash 양산 출장마사지 Max. 1 – $400 Free 청주 출장샵 Spins. 태백 출장샵 Max Cashout: $250. Free Play. No 용인 출장안마 Deposit Bonus

    ReplyDelete