Silahkan bagi yang ingin memasang iklan hubungi emaile pemilik di rohmanudedi@yahoo.com

Kumpulan Makalah Sejarah

Friday 25 December 2015

MEMAHAMI LOGIKA


MEMAHAMI LOGIKA

LOGIKA[1]

Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur[1].
Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Logika sebagai ilmu pengetahuan
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.

Logika sebagai cabang filsafaT
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.
Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran
Dasar-dasar Logika


Konsep bentuk logis adalah inti dari logika
Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif—kadang disebut logika deduktif—adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:
    Setiap mamalia punya sebuah jantung
    Semua kuda adalah mamalia
    Setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif—kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif:
    Kuda Sumba punya sebuah jantung
    Kuda Australia punya sebuah jantung
    Kuda Amerika punya sebuah jantung
    Kuda Inggris punya sebuah jantung
    Setiap kuda punya sebuah jantung

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif - Induktif
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar           Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Sejarah Logika (Masa Yunani Kuno)

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
    Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
    Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
    Air jugalah uap
    Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:
    Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
    De interpretatione tentang keputusan-keputusan
    Analytica Posteriora tentang pembuktian.
    Analytica Priora tentang Silogisme.
    Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
    De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.

Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.
Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
Johanes Damascenus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.

Abad pertengahan dan logika modern

Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.

Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika. Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
1.      Petrus Hispanus (1210 - 1278)
2.      Roger Bacon (1214-1292)
3.      Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
4.      William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.
J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic

Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
ü  Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
ü  George Boole (1815-1864)
ü  John Venn (1834-1923)
ü  Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.
Logika sebagai matematika murni
Logika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

Kegunaan logika
1.      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2.      Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.      Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5.      Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
6.      Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7.      Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Macam-macam logika
1)      Logika alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.
2)      Logika ilmiah
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran, serta akal budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.



Referensi
    ^ Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Oleh Jan Hendrik Rapar. Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8
    ^ Logika Selayang Pandang. Oleh Alex Lanur OFM. Penerbit Kanisius 1983. ISBN 979-413-124-5



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA “TES OBJEKTIF”


PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
“TES OBJEKTIF”




Oleh:
Dedi Rohmanu (13226/2009)



PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TES OBJEKTIF UNTUK MENGUKUR KOGNITIF

A. Pengertian
             Tes objektif adalah tes yang pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes ini bisa juga disebut dnegan tes jawaban singkat (short answer test) karena hanya memerlukan sepatah atau beberapa patah kata yang tepat saja dalam menjawabnya atau memilih jawaban yang telah disediakan, bahkan kadang-kadang hanya menuliskan kode-kode tertentu saja.
b. Bentuk-bentuk Tes Objektif
1). Tes Benar-Salah (BS)
            a). Bentuk Soal
         Soal ini bentuknya berupa sebuah pernyataan, ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari atau menyilangi huruf  B jika pernyataan betul menurut pendapatnya dan melingkari atau menyilangi huruf S jika salah.
Contoh:
B-S : Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit tahun 1293 setelah ia
         berhasil menghancurkan dinasti Syailendra
         karena pernyataan di atas salah, maka yang dilingkari atau disilangi
         adalah huruf S
            b). Petunjuk Penyusunannya
1.      Tulislah huruf B-S pada permulaan masig-masing soal dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai
2.      Usahakan agar jumlah butir soal yang benar seimbang dengan jumlah butir soal yang salah. Pola jawaban hendaknya tidak bersifat teratur, misalnya B-S-B-S-B-S-B atau S-S-B-B-S-S-B-B.
3.      Hindari pernyataan-pernyataan yang masih diperdebatkan
4.      Hindari pernyataan yang persis sama dengan buku
5.      Hindarilah kata-kata yang menunjukkan kecendrungan memberi saran, sepereti yang dikehendaki oleh soal (pernyataan) misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah dan sebagainya.
            c). Kebaikan Tes B-S
1.      Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak kerana biasanya pernyataan-pernyataan singkat saja
2.      Mudah menyusunnya
3.      dapat diperiksa secara tepat dan objektif
4.      Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti
            d). Kekurangan
1.      Mudah ditebak atau diduga kerana alternatif jawabannya hanya dua saja yaitu benar atau salah
2.      Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan dengan dua kemungkinan (benar-salah) saja
3.      Hanya dapat mengungkapkan daya ingatan atau pengenalan kembali saja
            e). Macam-macamnya
                Disamping bentuk tes B-S yang biasa kita kenal seperti di atas, ada lagi
                dua bentuk lain, yaitu:
1.      B-S dengan koreksi
Pada bentuk B-S dengan koreksi ini siswa diminta untuk menulis jawaban yang betul jika ia menjawab salah, berbeda dengan B-S biasa tanpa koreksi
Petunjuknya
Silangilah huruf B jika pernyataan berikut ini benar, dan silangi huruf S jika salah. Kalau anda menjawab salah (S) gantilah kata yang dicetak miring  dengan kata yang benar dengan cara menulisnya pada ruang kosong yang disediakan.
Contoh:
B-S .......Majapahit mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raden Wijaya
Jawabannya : S, yang betul adalah Hayam Wuruk
2.      B-S berumpun
Bentuk ini hampir sama dengan tes pilihan ganda atau assosiasi pilihan ganda yang terdiri dari stem dan option
Petunjuk:
Silangi huruf B jika untuk jawaban yang dianggpa benar dan silangi  S untuk yang salah !
Contoh:
Diantara kepandaian manusia purba Indonesia di bidang teknologi  adalah....
1)      B-S  mengasah secara kasar
2)      B-S  mengasah secara halus
3)      B-S  menanak logam
4)      B-S  menanak biji besi
5)      B-S  mengasah tembaga
2).Tes Menjodohkan
a.      Pengertian
            Tes bentuk ini disebut juga dengan tes mencocokkan atau memasangkan. Tes terdiri dari satu seri soal dan satu seri jawaban / pasangan. Masing-masing soal atau pernyataan mempunyai pasangannya sebagai jawaban. Tugas siswa adalah mencari dan menempatkan jawaban/pasangan-pasangan sehingga sesuai atau cocok dengan soal/pernyataanya.
b.      Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes menjodohkan
1)      Seri pernyataan hendaknya tidak lebih dari sepuluh buah (item) sebab pernyataan –pernyataan yang banyak akan membingungkan siswa
2)      Jumlah jawaban yang harus dipilih lebih banyak dari jumlah pernyataan soal. Dengan demikian siswa dihadapkan kepada banyak pilihan yang semuanya mempunyai kemungkinan besar.
3)      Pernyataan (soal) yang tergabung dalam satu seri tes haruslah homogen. Jika yang ditanyakan mengenai nama tokoh, maka semuanya adalah nama tokoh, jangan dicampurkan dengan angka tahun atau lainnya.
1)      Tes jawaban singkat dan lisan
a) Pengertian
            Bentuk soal tes jawaban singkat dan isian ini merupakan bentuk soal tes objektif lainnya yang cukup memilih alternatif yang disediakan. Jadi bentuk soal tes jawaban singkat dan isian ini merupakan suatu pertanyaan atau pernyataan yang belum lengkap yang harus diisi oleh siswa dengan kata, bilangan atau simbol.
Contoh tes jawaban singkat:
a.       Apa bukti  dari perkembangan kerajaan Singosari ?
b.      Perubahan apa yang terjadi di Kerajaan Majapahit pada tahun 1500 ?
Contoh tes isian:
a.       Bukti perkembangan Kerajaan Singhosari adalah.....
b.      Bukti berdiri Kerajaan Majapahit adalah....
b) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tes 
      jawaban singkat dan isian:
1.      Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga benar-benar hanya ada satu alternatif jawaban singkat (mutlak)
2.      Jawaban hendaknya diisikan (pada soal isian), sebaiknya diletakkan di belakang pertanyaan, jangan ditempatkan di depan
4) Tes Pilihan Ganda
   Tes pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif  yang pada saat ini mendapat perhatian dan banyak digunakan dalam penilaian hasil belajar. Dilihat dari strukturnya soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian:
   a). Pokok soal atau stem, yang terdiri dari keterangan (statement) tentang
        sesuatu yang belum lengkap atau dalam bentuk pertanyaan
   b). Sejumlah pilihan atau kemungkinan jawaban (option). Dari sejumlah pilihan jawaban yang disediakan hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar, yang disebut pengecoh soal (distraktor). Tugas siswa adalah memilih salah satu jawaban yang tersedia.
   Contoh:
   Pengiriman pasukan Garuda ke daerah-daerah yang diawasi PBB, merupakan partisipasi Indonesia di bidang......) stem
a.       Perdamaian              ( kunci )          
b.      Militer
c.       Keamanan                           
d.      Keadilan

Petunjuk Pembuatan
   Dalam menulis soal tes pilihan ganda ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.      Instruksi pengerjaannya harus jelas, dan bila dipandang perlu  disertai contoh pengerjaannya
Contoh
      Pilihlah salah satu jawaban yang benar atau paling benar dari 4 buah kemungkinan jawaban yang disediakan pada setiap soal berikut ini dengan cara menyilangi (X) huruf yang ada di depannya. Jawaban ditulis pada kertas lembar jawaban yang disediakan.
2.      Pada option hanya ada satu jawaban yang benar, jadi tidak mengenal tingkatan-tingkatan kebenaran misalnya benar nomor satu, benar nomor dua dan sebagainya.
3.      Kalimat pada setiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin
4.      Hindarilah penggunaan bentuk negatif ganda dalam kalimat pokoknya
5.      Kalimat pokok dalam setiap butir soal, hendaknya tidak tergantung pada butir-butir soal lain.
6.      Bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar, maka pada petunjuk mengerjakannya ditulis kata-kata : pilihlah jawaban yang paling benar !
7.      Jangan mengambil kata-kata atau kalimat jawaban, pada kata-kata atau kalimat di awal atau tengah kalimat stem.
               Contoh:
               ........upacara penyembelihan sapi adalah bukti masuk kepercaan….
a.       Islam
b.      Hindu
c.       Budha Hinayana
d.      Budha Nahayana
8.      Butir-butir soal itu hendaknya dirumuskan dengan bahasa yang mudah dimengerti
9.      Tiap butir hendaknya hanya mengandung satu ide, meskipun ide tersebut dapat komplek

5)Tes Assosiasi Pilihan Ganda
      Pada dasarnya tes bentuk ini sama dengan tes pilihan ganda. Bedanya ialah kalau pada tes pilihan ganda biasa jawabannya yang benar hanya satu saja, tetapi untuk assosiasi pilihan ganda jawaban yang benar boleh satu, dua, tiga atau empat.
   Petunjuk:
   Pilihlah :
A.    Jika 1,2 dan 3 benar
B.     Jika 1 dan 3 benar
C.     Jika 2 dan 4 benar
D.    Jika 4 saja yang benar
E.     Jika semuanya benar
         Contoh soal:
         Raja Raden Wijaya berperan besar dalam perubahan  kerajaan Majapahit sebagai....
1.      Pendiri
2.      Pengembang
3.      Kemunduran
4.      Kehancuran

 6)Tes Hubungan Sebab Akibat (Analisis Hubungan)
            Sesuai dengan nama tesnya, tes bentuk ini melihat analisis hubungan antara dua buah pernyataan. Bentuk ini akan membimbing seseorang berfikir lebih kritis, tajam dan terarah. Dengan kata lain, untuk menjawab soal ini diperlukan suatu pola berfikir yang sistematis dan logis.
Menurut strukturnya tes ini terdiri dari dua buah pernyataan yang dipisahkan oleh kata SEBAB. Kedua pernyataan ini boleh benar atau salah keduanya, atau sebuah salah sebuah benar. Tugas siswa memikirkan apakah kedua atau salah satu pernyataan itu benar atau salah dan apakah ada hubungan antara keduanya.
Petunjuk mengerjakannya adalah sebagai berikut:
Pilihlah:
A.    Jika pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar dan terdapat hubungan antara keduanya
B.     Jika pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar tetapi tidak ada hubungan antara keduanya
C.     Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 salah
D.    Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar
E.     Jika kedua pernyataan salah
Contoh:
Dalam dua kali serangan pada tahun 1627 dan 1628, Sultan Agung gagal mengalahkan Belanda di Batavia.
SEBAB
Dalam menghadapi serangan Sultan Agung menyerang Batavia, VOC dibantu oleh Banten.
           
B. Pelaksanaan Tes

         Seperti sudah disinggung dalam kegiatan sebelumnya, dilihat dari jawaban yang diberikan siswa atau pelaksanaannya, tes dapat dibagi tes tertulis, lisan dan perbuatan.
         1. Pelaksanaan tes tertulis
Untuk pelaksanaan tes tertulis yang baik/benar, ada beberapa faktor yang dapat diperhatikan
a.      Lingkungan
4)      Lingkungan fisik : ruangan ditata sedemikian rupa, tempat duduk
     dan meja yang cukup
2)  Lingkungan psikologis: suasana siswa tidak dalam keadaan perasaan
     tegang an khawatir. Karena itu sumber-sumber ketegangan
     kekhwatiran harus dihindari. Seperti tidak menakut-nakuti atau mengancam siswa yang nilainya rendah atau meminta agar mereka bekerja secara cepat karena waktu terbatas.
b.      Gangguani: gangguan menyebabkan konsentrasi siswa akan terganggu. Gangguan bisa berasal dari tes sendiri (tiak jelas tulisannya atau petunjuk pengerjaannya, ralat dan sebagainya), dari pengawasan (pembicaraan antar pengawas) dari tamu yang masuk kelas, pengumuman dan sebagainya.
c.       Pencontekan: Pencontekkan yang dibiarkan dalam pelaksanaan tes (dari teman atau catatan) akan berakibat bahwa data hasil tes yang diperoleh adalah data yang tidak benar, di samping menimbulkan rasa tidak adil bagi siswa yang tidak mencontek.
d.      Kebocoran tes: dalam hal ini siswa telah mengetahui soal tes sebelum tes dilaksanakan.

         2. Pelaksanaan tes lisan
            Seperti diketahui tes lisan bermanfaat untuk menilai kemampuan:
a.       Pemecahan masalah
b.      Proses berfikir (hubungan sebab-akibat)
c.       Penggunaan bahasa lisan
d.      Mempertanggungjawabkan pendapat/ konsep
         Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan adalah sbb;
a.       Menyiapkan pertanyaan dan pokok-pokok kunci jawaban, sehingga tidak menyebar kepada masalah lain yang dibuat oleh siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan.
b.      Menyiapkan format pertanyaan. Penilaian harus segera dilaksanakan setelah siswa selesai memberi jawaban, dan jangan ditunda-tunda.
c.       Menjaga suasana ujian agar tidak tegang, tidak berubah menjadi suasana diskusi atau coaching
         3. Pelaksanaan Tes Perbuatan
            Tes perbuatan bermanfaat untuk menilai kemampuan:
a.       Bersifat manipulatif
b.      Mempraktekkan teori
c.       Sukar dilakukan dengan kata-kata
            Dalam buku petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan disebutkan bahwa tes perbuatn itu dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan berkaitan dengan kemampuan menampilkan sesuatu, misalnya praktek kesenian, deklamasi, keterampilan manual dan melakukan percobaan atau praktek laboratorium.
            Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes perbuatan adalah:
a.       Siswa sebaiknya telah mengetahui tugas yang mereka lakukan
b.      Alat atau bahan-bahan yang diperlukan telah disiapkan sebelum tes dimulai
c.       Menyiapkan format penilaian
d.      Siswa peserta ujian hendaknya dibagia tas beberapa kelompok kecil, diatur bergilira. Lama ujian cukup satu jam pelajaran (45 menit)
e.       Posisi/tempat siswa peserta ujian diatur sedemikian rupa,sehingga guru mudah mengobservasinya.
f.       Menjaga suasana ujian agar tidak tegang