KURIKULUM DAN BUKU TEKS
Berdasarkan
sejarah, maka konsep kurikulum memiliki sekurang-kurangnya 3 pengertian.
- Kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri dan beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh anak didik pada suatu jenjang sekolah.
- Kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak selama di sekolah.
- Kurikulum adalah rencana belajar siswa, agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kurikulum
dan Pengajaran
Menurut
Hilda Taba dalam bukunya “Development Curriculum” menyatakan bahwa setiap
kurikulum biasanya terdiri dari tujuan, isi, pola belajar-mengajar, dan
evaluasi.
Pandangan Hilda Taba diikuti oleh banyak ahli pendidikan diantaranya Tyler yang menyatakan bahwa kurikulum identik dengan pengajaran. Oleh karena itu bila seseorang akan mengembangkan kurikulum, diajukan terlebih dahulu empat pertanyaan sebagai berikut :
Pandangan Hilda Taba diikuti oleh banyak ahli pendidikan diantaranya Tyler yang menyatakan bahwa kurikulum identik dengan pengajaran. Oleh karena itu bila seseorang akan mengembangkan kurikulum, diajukan terlebih dahulu empat pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah tujuan yang hendak dicapai ?
- Pengalaman belajar apa yang perlu dipersiapkan untuk mencapai tujuan ?
- Bagaimana pengalaman belajar tersebut diorganiasikan secara efektif ?
- Bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan ?
Pengajaran
sebagaimana disebutkan oleh Tyler tidak terbatas hanya. untuk proses
belajar-mengajar suatu bahan pelajaran atau pokok bahasan, tetapi bisa untuk
bidang studi atau pengajaran pada suatu jenjang sukolah, ddengan demikian
kurikulum bisa diartikan sebagai rencana atau program yang dituangkan dalam
bentuk program pendidikan. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan melalui proses
belajar.-mcngajar atau pengajaran. Artinya operasionalisasi pendidikan melalui
kurikulum dan operasionalisasi kurikulum melalui pengajaran.
Komponen
Kurikulum
Ada
4 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi
pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi)
KomponenTujuan
Tujuan
kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang
diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai
tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam
sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah
Bangsa Indonesia.
Dalam
Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional
rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidakan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Dari
tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/
lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional.
Tujuan
institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan,
umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus
dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai
contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga
pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki
oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah.
Rumusan
tujuan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional),
harus memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang
Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan
institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga
pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
Tujuan
kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata
pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara
oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik
setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
Setiap
bidang studi dalam kurikulum memiliki tujuan kurikuler masing-masing sebagai
contoh, tujuan kurikuler Fiqh, berbeda dengan Tarikh, Bahasa Arab, dan sebagainya.
Tujuan institusional akan berhasil bila semua tujuan kurikuler yang diajarkan
di sekolah tersebut berhasil dengan baik.
Tujuan
instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang
langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah
menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional
dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak
didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar.
Ada
dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan
tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak
dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya
lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur
pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus
lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.
Diasumsikan
bila beberapa TIK dikuasai anak, berarti TIU dikuasai anak. Bila sejumlah T1U
dikuasai anak berarti tujuan kurikuler tercapai. Berdasarkan pengalaman yang
ada sering dijumpai rumusan TIK yang menggambarkan apa yang dikerjakan pada
saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Rumusan yang demikian tidak
memberi tuntunan kepada siswa tentang apa yang harus dicapainya. Karena rumusan
TIK harus menggambarkan bentuk dan jenis kemampuan yang harus dikuasai anak
setelah menempuh pengalaman belajar.
Isi
atau Materi Kurikulum
Isi
kurikulum adaIah berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang harus
diberikan kepada anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi
kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan maupun pengalaman belajar
diessuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan masyarakat,
(tuntutan dan kebutuhan), perkembangan iptek.
Ada tiga pengetahuan dasar manusia yaitu pengetahuan tentang benar salah (logika), pengetahuan baik-buruk (etika), dan pengetahuan yang berkenaan dengan indah-jelek (estetika),
Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan: llmu Pengetahuan Alam, ilmu Pengetahuan Sosial, dan ilmu Pengetahuan Humaniora. ilmu pengetahuan mana yang pantas dan sesuai untuk diberikan pada anak jenjang tertenta. Untuk memilih jenis pengetahuan dan pengalaman belajar yang tepat diperlukan kriteria yang jelas.
Ada tiga pengetahuan dasar manusia yaitu pengetahuan tentang benar salah (logika), pengetahuan baik-buruk (etika), dan pengetahuan yang berkenaan dengan indah-jelek (estetika),
Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan: llmu Pengetahuan Alam, ilmu Pengetahuan Sosial, dan ilmu Pengetahuan Humaniora. ilmu pengetahuan mana yang pantas dan sesuai untuk diberikan pada anak jenjang tertenta. Untuk memilih jenis pengetahuan dan pengalaman belajar yang tepat diperlukan kriteria yang jelas.
Ada
beberapa alasan mengapa perlu dilakukan pilihan dalam menentapkan isi
kurikulum, antara lain:
- Tugas dan tanggung jawab sekoah untuk mencerdaskan anak waktunya sangat terbatas. Padahal proses pendidikan dan pencerdasan berlangsurng terus menerus sepanjang hayat. Karena keterbatasan tersebut menuntut pentingnya seleksi isi kurikulum sebagai program pendidikan.
- Perkembangan dan tuntutan masyarakat selalu bcrubah. Apa yang diajarkan hari ini mungkin tidak memadai lagi untuk hari esok.
- Adanya jenjang dan jenis pendidikan menunut kesesuaian isi kurikulun, yang sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tersebut,
- Pendidikan di sekolah merupakan bagian dan pendidikan seumur hidup. Dengan demikian pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat tidak terpisahkan satu sama lainnya,
Bila
kita harus memilih isi kurikulum, maka kriteria yang bsa digunakan adalah :
- Isi kurikulurn harus sesuai, dengan tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa. Artinya sejalan dengari tahap perkembangan anak.
- Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
- Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang konprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral, sosial secara seimbang.
- Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-hari.
- Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep yang terdapat didalamnya, bukan hanya informasi aktual.
- Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
*
Strategi Pelaksanaan Kurikulum/ Proses Belajar-Mengajar
Strategi
pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah
cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau
rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi
pelaksanaan kurikulum, Strategi pelaksanaan kurikulum pelaksanaan kurikulum
harus memperhatikan (a) tingkat dan jenjang pendidikan, (b) proses
belajar-mengajar (c) bimbingan dan penyuluhan, (d) administrasi
supervisi, (e) sarana kurikuler, (f) evaluasi atau penilaian.
Secara
lebih operasional komponen strategi pelaksaƱaan kurikulum diartikan sebagai proses
belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan dengan proses pencapaian
tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman
belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk organisasi yang
digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang
dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang
efektif.
Menurut
Tyler kriteria yang digunakan untuk merumuskan
kurikulum adalah :
kurikulum adalah :
- Berkesinambungan. Artinya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
- Berurutan, Artinya kurikulum diorganisasikan dengan memperhatikan tahapan atau urutan bahan.
- Keterpaduan. Artinya dalam menyusun program pendidikan atau kurikulum sebaiknya memiliki huhungan horisorital pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu anak memperoleh pengalaman tersebut dalam suatu kesatuan.
- Prinsip Fleksibilitas. Artinya kurikulum yang dirumuskan hendaknya memiliki ruang gerak baik bagi guru dalam mengembangkan program pendidikan maupun untuk murid untuk memilih program yang ditawarkan.
#
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan
untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi dan produktivitas program
dalam mencapal tujuan pendidikan. Evaluasi kurikulum harus dilakukan secara
terus-menerus. Untuk itu harus jelas apa yang dievaluasi seperti :
1.
Efisiensi, 2. Efektifviias. 3. Relevansi. 4. Produktivitas
#
Fungsi Kurikulum
Kurikulum
pada hakikatnya merupakan cita-cita, rencana ideal untuk mencapai tujuan
pendidikan Sebagai rencana cita-cita ideal pada hakikatnya bisa terlaksana bisa
tidak. Atau akan terlaksana seluruhnya, sebagian besar atau sebaliknya sebagian
kecil saja.
#
Kurikulum dan Buku Teks
Sebagai
guru Agama setiap mengajar hampir tidak bisa lepas dengan buku kususnya
buku teks. Dalam buku teks dimuat materi atau pokok bahasan sesuai dengan
rencana yang ada dalam kurikulum, Karenanya setiap buku teks selalu disusun
berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Bila tidak ada buku teks anak-anak
banyak menghabiskan waktu untuk mencatat, yang akibatnya bisa mengurangi
pencapaian tujuan kurikulum.
#
Cara Menggunakan Kurikulum
Secara
operasional penggunaan kurikulum oleh guru menencakup : perumusan tujuan,
penentuan materi, menentukan strategi belajar dan mempersiapkan evaluasi. Semua
langkah.langkah tersebut biasanya dituangkari dalam persiapan mengajar secara
tertulis.
- Merumuskan tujuan. Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) sebagai penjabaran lebih lanjut dan tujuan instruksional umum (T1U) yang ada dalam GBPPS Setiap pokok atau. Sub pokok bahasan yang diajarkan harus dirumuskan terebih dahulu TIK-nya agar dalam pelaksanaannya lebih terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada beberapa ketentuan bagaimana merumuskan TIK yang benar.
- Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada, atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan surat tertentu.
- Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar, seperti menentukan metode yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
- Penilaian kurikulum. Guru setelah memberikan pelajaran dilanjutkan dengan evaluasi belajar, untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja dilakukan mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua aspek, yaitu aspek perolehan dan aspek proses. Dengan mempelajari uraian di atas. anda diharapkan dapat memperoleh gambaran yang cukup jelas tertang konsep dan kedudukan kurikulum serta bagaimana mengembangkannya dalam kegiatan anda sebagai guru baik di SD maupun MI.
INOVASI
KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR
Yang
dimaksud dengan Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau
gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Tanpa
ini bukan hanya pada pengernbangan, melainkan juga terhadap proses pendidikan
sebagai implementasi suatu kurikulum menyeluruh,. termasuk terhadap penerapan
pendidikan agama di SD. Sebagai contoh dari inovasi kurikulum antara lain :
- Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
- Dan sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar yang bau, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan belajar tuntas.
- Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa masuknya maka peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan lokal.
- Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk belajar membaca Aiquran.
Dalam
menyusun dan menetapkan suatu kurikulum tentulah dengan
mempertimbangkan dan mempedomani dasar-dasar pengembangan. Dasar-dasar pengembangan kurikulum dimaksud adalah :
mempertimbangkan dan mempedomani dasar-dasar pengembangan. Dasar-dasar pengembangan kurikulum dimaksud adalah :
- Asas filosofis : filsafat dan tujuan pendidikan;
- Asas psikologis : psikologi be1ajar dan psikologi anak;
- Asas sosiologis : masyarakat;
- Asas organisatoris: bentuk dan organisasi kurikulum,
No comments:
Post a Comment