Silahkan bagi yang ingin memasang iklan hubungi emaile pemilik di rohmanudedi@yahoo.com

Kumpulan Makalah Sejarah

Sunday 27 August 2023

Bapak Sejarah Science

 

Nama              : Dedi Rohmanu

MK                 : HISTORIOGRAFI

JUDUL          : Tokoh Sejarah dan Karyanya Abad 19  

 

Pokok Pembahasan:

1.      Ciri-Ciri Historiografi Abad 19

2.      Sejarahwan Abad 19

I.     Ciri-Ciri Historiografi Abad 19

            Historiografi pada abad ke-19 ditandai dengan beberapa ciri yang cukup menonjol, antara lain:

1.      penghargaan kembali pada Abad Pertengahan,

2.      munculnya 17 liberalism,

3.      munculnya filsafat sejarah kritis, 

4.      nasionalisme,

5.      munculnya pemikir-pemikir hebat

6.      Mereka berusaha mencari dan menemukan faktor tertentu sebagai kunci untuk menjelaskan sebab-akibat dalam kerangka teori-teori besar (grand theory), sehingga disebut  determinisme sejarah.

           

            Sejarah yang bersifat nasionalistis misalnya  “Address to the German Nation”  karya Johann Gottlieb Fitchte (1762-1814). Dalam buku ini ia mengemukakan perbedaan antara orang-orang Jerman yang disebutnya Urvolk  alias bangsa yang masih murni dan orang-orang Eropa selatan yang disebutnya Mischvolk  alias bangsa campuran yang sedang mengalami keruntuhan. Tulisannya itu telah member dorongan timbulnya nasionalisme Jerman.

            Abad 19 selain melahirkan Leopold von Ranke yang dianggap sebagai bapak sejarah science, juga melahirkan banyak pemikir-pemikir sejarah (filsafat sejarah) yang berpengaruh pada perkembangan teori dan metode sejarah pada tahun-tahun berikutnya. Misalnya: Georg Wilhelm Friederich Hegel (1770-1831) yang menulis buku “Philosophy of History.”  Dalam bukunya itu ia berpendapat bahwa sejarah itu naju dengan cara dialeksis. Diawali dengan tesis yang mendapat perlawanan dari satu kekuatan yang disebut anti-tesis. Dari pertarungannya itu melahirkan sintesis sebagai tujuan akhir. Pada gilirannya nanti sintesis ini akan berubah menjadi tesis baru, yang kemudian berproses sampai menghasilkan sintesa baru, dst.

            Heinrich Karl Marx (1818-1883) memakai dialektika Hegel, dengan proletariat sebagai sarana pembebasan manusia. Pengaruh filsafat sejarah Hegel ini antara lain nampak pada karya Francis Fukuyama, The End of History and The Last Man  yang terbit pertama kali pada tahun 1992. Dalam karyanya itu Fukuyama menginterpretasikan perkembangan masyarakat dunia (masa kontemporer) didorong oleh dua faktor, yaitu (1) perkembangan ekonomi yang didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan (2) keinginan untuk diakui, dihargai, dan persamaan hak. Kedua faktor inilah yang sering digugat oleh sistem komunis yang dapat dinilai sebagai kekuatan anti-tesis yang kemudian menghasilkan tujuan akhir sejarah manusia, yaitu masyarakat kapitalis dengan sistem politik demokrasi liberalnya.

 

  II.     Sejarahwan Abad 19

 

a)   Leopold Von Ranke

            Leopold Von Ranke lahir pada tanggal 21 Desember 1795 diWiehe/Unstrut, ia dilahirkan ditengah-tengah keluarga teolog Lutheran tua. Ranke lahir pada masa revolusi Perancis. Ia tetap hidup damai tanpa mengalami benturankekerasan sama sekali. Setelah menerima pendidikan awal di sekolah-sekolahlokal di Donndrof dan Pforta, ia pun menghadiri universitas Leipzig (1814-1818),ia melanjutkan kuliahnya di filologi kuno dan teologi. Ranke menghadiri Pfortasekolah swasta yang terkenal, setelah studi lanjut di Universitas Leipzig danHalle, ia bekerja sebagai pengajaran guru pria dan Romawi klasik Yunani diGymnasium di Frankfurt, ia hanya sementara bekerja sebagai seorang guru diFrankfurt, ia mulai mempertimbangkan untuk mencoba serius terlibat dalam studi sejarah, awalnya dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang usiaklasik untuk menjadi guru yang lebih baik.

            Ranke melihat penulisan sejarah pada abad 17 dan 18 mengalami subjektifitas yang menonjol dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu, ia mengkritisi penulisan sejarah tersebut, sehingga ia dikenal sebagai Bapak Sejarah Kritis Modern. Karya pertama Ranke berjudul “Geschichten Der Romanischen un Germanischen Volker” (sejarah Jerman dan rakyat Jerman), pada periode 1494-1511.[1]

            Ranke adalah seseorang yang mengutamakan peristiwa-peristiwa politik dalamkajian sejarah. Menurutnya, sejarah tidak hanya sekedar cerita masa lalu,melainkan menjadi pengungkapan kebenaran pengetahuan tentang masa lalu yangdapat dipertangungjawabkan secara ilmiah.

            Di usianya yang senja yaitu 80 tahun, Ranke menyelesaikankontribusi-kontribusinya untuk sejarah Jerman dan mengedit karya lengkapnyayang berjumlah 54 jilid (1873-1890). Beberapa karya yang termasuk kedalamkarya penting ialah:

1.      The Histories of the Latin and Teutonic Nations(1824)

2.      the Serbian Revolution (1929),

3.      the History of the Popes (vol. I, 1834, Vol. 2 dan 3, 1836),

4.      German History in the Age of Reformation (6 vol., 1839-1847),

            Ranke wafat pada tanggal 23 Mei 1886 di Berlin dusianya yang menginjak 91 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman Sophien, yang masih di simpan hinggasaat ini, dihiasi dengan potret medali dan warisannya di Jerman.

            Penulisan sejarah atau historiografi yang dilakukan oleh Leopold VonRanke dikenal dengan sebutan sejarah kritik modern. Hal itu berdasarkan padametode yang ia kembangkan, yaitu metode kritik sumber. Von Ranke merupakan sosok yang sangat memperhatikan alur sejarah sebagai peristiwa yang saling bersangkutan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Pandangan yang ia kemukakan dikenal dengan pandangan Historisme.

b)   G.W.F Hegel

            Hegel tokoh terbesar dari filsafat idealis lahir di kota Stuttgart pada tanggal 27 Agustus 1770 dari keluarga pegawai negeri, ayahnya merupakan pekerja di kantor keuangan kerajaan Wurtenberg. Tahun 1788 dia masuk sekolah teologi yaitu Universitas Tuebingen. Di sana dia mengenal penyair Holderlin dan Schelling. Pada awalnya dia sangat tertarik dengan teologi, dia bahkan menganggap filasafat adalah teologi dalam pengertian penyelidikan terhadap Yang Absolut. Dari tahun 1790 sampai 1800 bisa dibilang Hegel hanya menghasilkan karya-karya yang berbau teologi antara lain “The Positivity of Christian Religion” tahun 1796 dan “The Spirit of Christianity” tahun 1799.

            Hegel selanjutnya setelah sempat tinggal di Swiss, mengajar di Universitas Jena tahun 1801, di sana dia selain mengajar dia juga bekerjasama dengan Schelling dalam menyunting jurnal filsafat. Tahun 1807 terbitlah “Die Phanomenologie des Geistes” (Fenomenologi Roh) yang merupakan dasar dari sistem filsafatnya.

            Hegel sendiri juga terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa politik yang terjadi pada masa ia hidup. Peristiwa itu adalah dikalahkannya pasukan Prusia oleh tentara Prancis di bawah pimpinan Napoleon tahun 1806. Dengan demikian Prusia dikuasai oleh pemerintahan Napoleon. Dalam pemerintahan Napoleon rakyat Prusia hidup dalam iklim yang jauh lebih demokratis, kebebasan pers misalnya sangatlah dijunjung tinggi. Namun ternyata Napoleon tidak dapat bertahan lama menguasai Prusia, karena lewat peperangan sengit antara Leipzig dan Waterloo, Napoleon pun dikalahkan tahun 1816. Kekaisaran Prusia kembali dipulihkan dan pemerintahan yang bersifat otoritarian kembali dijalankan di seluruh wilayah Prusia.

            Tahun 1818 dia menggantikan Fichte sebagai Profesor di Universitas Berlin dan di sana dia mempublikasikan sebuah karya yang sangat berpengaruh terhadap filsafat politik dan filsafat hukum, buku yang terbit tahun 1820 itu berjudul “Grundlinien der Philosophie des Rechts” (Garis Besar Filsafat Hukum). Selanjutnya terbit juga buku-buku lain yang merupakan hasil dari kuliahnya di Universitas Berlin, yang terpenting dari beberapa karyanya itu adalah “Philosophy of History”. Hegel meninggal di Berlin tahun 1831 sama dengan nasib anaknya yang tidak diakuinya yang meninggal di Jakarta –dulu Batavia—saat menunaikan tugasnya sebagai tentara Belanda tahun 1831.

            Dialektika merupakan metode yang dipakai Hegel dalam memahami realitas sebagai perjalanan ide menuju pada kesempurnaan. Hegel beranggapan, baik pemikiran maupun Ada, memperkembangkan dirinya dalam suatu proses dialektis yang meliputi tiga tahap: thesis, antithesis, dan synthesis. Pada tahap pertama, nuansa-nuansa belum memainkan peranan. Di sini, dalam suatu kesatuan yang tidak dipisahkan, masih terdapa banyak perbedaan, bahkan pertentangan. Pada tahap antithesis, dikemukakan suatu pertentangan yang radikal serta tidak bernuansa, malah suatu penyangkalan radikal, sedangkan baru pada tahap synthesis, nuansa-nuansa dan pertentangan-pertentangan dari thesis serta antithesis mencapai kesatuan dan kebenaran yang diperhalus serta diperkaya. Dengan demikian, dialektika dapat juga disebut sebagai proses berfikir secara totalitas, yaitu setiap unsure saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), serta saling bermediasi (mempererantarai dan diperantarai).

            Untuk memahami proses ini, Hegel menggunakan kata dalam bahasa Jerman yaitu Aufheben, yang maknanya adalah “menyangkal”, “menyimpan” dan “mengangkat”. Jadi dialektika bukanlah penyelesaian kontradiksi dengan meniadakan salah satunya, tetapi lebih dari itu. Tesis dan lawannya antithesis memiliki kebenaran masing-masing yang kemudian diangkat menjadi kebenaran yagn lebih tinggi. Tj. Lavine menerangkan proses ini sebagai berikut:

a.       Menunda konflik antara thesis dan antithesis

b.      Menyimpan elemen kebenaran dari thesis dan antithesis

c.       Mengungguli perlawanan dan meninggikan konflik hingga mencapai kebenaran yang lebih tinggi.

c)    Henry Thomas Buckel

 

            Henry Thomas Buckle (lahir 24 November 1821 – meninggal 29 Mei 1862 pada umur 40 tahun) adalah sejarawan Inggris, penulis buku History of Civilization. Ia juga dikenal sebagai pecatur yang tangguh yang sebelum umur dua puluh tahun telah dikenal sebagai salah satu pecatur nomor satu dunia saat itu. Dia juga dapat berbicara dalam 7 bahasa dan membaca dalam 12 bahasa.

            Karena kesehatan halus, dia tidak bersekolah tetapi dididik sendiri melalui membaca ekstensif dan bepergian. Sebelum usia 20 dia menjadi salah satu pemain catur terkemuka di Inggris. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1840, ia melakukan perjalanan di Benua Eropa, dan selama periode ini dia memutuskan untuk mengubah energi untuk persiapan sebuah karya sejarah besar. Dia pertama kali memutuskan untuk menulis sejarah abad pertengahan, tetapi oleh 1851 ia telah meluas rencana semula-nya dan mulai bekerja pada sejarah peradaban. Ia menerbitkan volume pertama dari Sejarah Peradaban di Inggris pada 1857 dan volume kedua pada tahun 1861.

            Henry Thomas Buckle, dengan karyanya yang berjudul “History of Civilization in England”.  Buku itu berisi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan mencari faktor-faktor pendorongnya. Dalam History of Civilization di Inggris Buckle berpendapat bahwa untuk mengembangkan studi ilmiah sejarah, perlu untuk mempertimbangkan tidak hanya bagaimana manusia diubah alam tetapi juga bagaimana alam dimodifikasi manusia. Secara khusus, ia percaya bahwa faktor fisik (iklim dan makanan, antara lain) adalah kekuatan yang paling penting dalam menentukan bagaimana sebuah peradaban akan berkembang. Jadi untuk Buckle perbedaan di antara peradaban dunia adalah karena sebagian besar dengan keadaan fisik yang unik di mana budaya masing-masing berevolusi. Dia menyatakan bahwa tingkat tinggi yang menjadi peradaban Eropa telah berkembang adalah karena kombinasi dari faktor lingkungan yang telah mendorong penggunaan penuh dari kemampuan intelektual manusia. Kunci untuk kemajuan manusia adalah, oleh karena itu, pengembangan pengetahuan. Dalam buku itu ia mempertanyakan mengapa Ilmu Pengetahuan berkembang dengan pesat di Eropa, khususnya di Ingris daripada di belahan bumi lainnya. Jawaban yang diajukan ialah bahwa iklim, kondisi tanah menjadi faktor pendorong utama dari kemajuan Eropa. Jawaban semacam itu tidak lain karena dipengaruhi oleh rasionalisme dan positivisme filsafat sejarah Comte.

            Kerja Buckle sudah menikmati sebuah kesuksesan, tetapi kegagalan untuk mengasimilasi Charles Darwin dan teori evolusi Herbert Spencer mengakibatkan penurunan cepat dalam ketenarannya. Sementara perjalanan di Timur Tengah pada 1862, ia terserang demam dan meninggal di Damaskus.



                [1] Agus Supriyono, Diktat Historiografi Eropa Barat Kuno, Abad Tengah dan Modern(Jurusan               Sejarah, fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang)

No comments:

Post a Comment