Nama :
Dedi Rohmanu
MK : HISTORIOGRAFI
JUDUL :
Tokoh Sejarah dan Karyanya Abad 19
Pokok
Pembahasan:
1. Ciri-Ciri
Historiografi Abad 19
2. Sejarahwan
Abad 19
I. Ciri-Ciri Historiografi Abad 19
Historiografi pada abad ke-19
ditandai dengan beberapa ciri yang cukup menonjol, antara lain:
1. penghargaan
kembali pada Abad Pertengahan,
2. munculnya
17 liberalism,
3. munculnya
filsafat sejarah kritis,
4. nasionalisme,
5. munculnya
pemikir-pemikir hebat
6. Mereka
berusaha mencari dan menemukan faktor tertentu sebagai kunci untuk menjelaskan
sebab-akibat dalam kerangka teori-teori besar (grand theory), sehingga
disebut determinisme sejarah.
Sejarah
yang bersifat nasionalistis misalnya “Address to the German Nation” karya Johann Gottlieb Fitchte (1762-1814).
Dalam buku ini ia mengemukakan perbedaan antara orang-orang Jerman yang
disebutnya Urvolk alias bangsa yang
masih murni dan orang-orang Eropa selatan yang disebutnya Mischvolk alias bangsa campuran yang sedang mengalami
keruntuhan. Tulisannya itu telah member dorongan timbulnya nasionalisme Jerman.
Abad
19 selain melahirkan Leopold von Ranke yang dianggap sebagai bapak sejarah
science, juga melahirkan banyak pemikir-pemikir sejarah (filsafat sejarah) yang
berpengaruh pada perkembangan teori dan metode sejarah pada tahun-tahun
berikutnya. Misalnya: Georg Wilhelm Friederich Hegel (1770-1831) yang menulis
buku “Philosophy of History.” Dalam bukunya itu ia berpendapat bahwa
sejarah itu naju dengan cara dialeksis. Diawali dengan tesis yang mendapat
perlawanan dari satu kekuatan yang disebut anti-tesis. Dari pertarungannya itu
melahirkan sintesis sebagai tujuan akhir. Pada gilirannya nanti sintesis ini
akan berubah menjadi tesis baru, yang kemudian berproses sampai menghasilkan
sintesa baru, dst.
Heinrich
Karl Marx (1818-1883) memakai dialektika Hegel, dengan proletariat sebagai
sarana pembebasan manusia. Pengaruh filsafat sejarah Hegel ini antara lain
nampak pada karya Francis Fukuyama, The End of History and The Last Man yang terbit pertama kali pada tahun 1992.
Dalam karyanya itu Fukuyama menginterpretasikan perkembangan masyarakat dunia
(masa kontemporer) didorong oleh dua faktor, yaitu (1) perkembangan ekonomi
yang didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan (2) keinginan untuk
diakui, dihargai, dan persamaan hak. Kedua faktor inilah yang sering digugat
oleh sistem komunis yang dapat dinilai sebagai kekuatan anti-tesis yang
kemudian menghasilkan tujuan akhir sejarah manusia, yaitu masyarakat kapitalis
dengan sistem politik demokrasi liberalnya.
II.
Sejarahwan
Abad 19
a)
Leopold
Von Ranke
Leopold Von Ranke lahir pada tanggal 21 Desember 1795
diWiehe/Unstrut, ia dilahirkan ditengah-tengah keluarga teolog Lutheran tua. Ranke
lahir pada masa revolusi Perancis. Ia tetap hidup damai tanpa mengalami
benturankekerasan sama sekali. Setelah menerima pendidikan awal di
sekolah-sekolahlokal di Donndrof dan Pforta, ia pun menghadiri universitas
Leipzig (1814-1818),ia melanjutkan kuliahnya di filologi kuno dan teologi.
Ranke menghadiri Pfortasekolah swasta yang terkenal, setelah studi lanjut di
Universitas Leipzig danHalle, ia bekerja sebagai pengajaran guru pria dan
Romawi klasik Yunani diGymnasium di Frankfurt, ia hanya sementara bekerja
sebagai seorang guru diFrankfurt, ia mulai mempertimbangkan untuk mencoba
serius terlibat dalam studi sejarah, awalnya dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang usiaklasik untuk menjadi guru yang lebih baik.
Ranke melihat penulisan sejarah pada abad 17 dan 18
mengalami subjektifitas yang menonjol dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu,
ia mengkritisi penulisan sejarah tersebut, sehingga ia dikenal sebagai Bapak
Sejarah Kritis Modern. Karya pertama Ranke berjudul “Geschichten Der Romanischen un Germanischen Volker” (sejarah
Jerman dan rakyat Jerman), pada periode 1494-1511.[1]
Ranke adalah seseorang yang mengutamakan
peristiwa-peristiwa politik dalamkajian sejarah. Menurutnya, sejarah tidak
hanya sekedar cerita masa lalu,melainkan menjadi pengungkapan kebenaran
pengetahuan tentang masa lalu yangdapat dipertangungjawabkan secara ilmiah.
Di usianya yang senja yaitu 80 tahun, Ranke
menyelesaikankontribusi-kontribusinya untuk sejarah Jerman dan mengedit karya
lengkapnyayang berjumlah 54 jilid (1873-1890). Beberapa karya yang termasuk
kedalamkarya penting ialah:
1.
The Histories of the Latin and Teutonic
Nations(1824)
2.
the Serbian Revolution (1929),
3.
the History of the Popes (vol. I, 1834,
Vol. 2 dan 3, 1836),
4.
German History in the Age of Reformation
(6 vol., 1839-1847),
Ranke wafat pada tanggal 23 Mei 1886 di Berlin dusianya
yang menginjak 91 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman Sophien, yang masih di
simpan hinggasaat ini, dihiasi dengan potret medali dan warisannya di Jerman.
Penulisan sejarah atau historiografi yang dilakukan oleh
Leopold VonRanke dikenal dengan sebutan sejarah kritik modern. Hal itu
berdasarkan padametode yang ia kembangkan, yaitu metode kritik sumber. Von
Ranke merupakan sosok yang sangat memperhatikan alur sejarah sebagai peristiwa
yang saling bersangkutan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
Pandangan yang ia kemukakan dikenal dengan pandangan Historisme.
b)
G.W.F
Hegel
Hegel tokoh terbesar dari filsafat idealis lahir di kota
Stuttgart pada tanggal 27 Agustus 1770 dari keluarga pegawai negeri, ayahnya
merupakan pekerja di kantor keuangan kerajaan Wurtenberg. Tahun 1788 dia masuk
sekolah teologi yaitu Universitas Tuebingen. Di sana dia mengenal penyair
Holderlin dan Schelling. Pada awalnya dia sangat tertarik dengan teologi, dia
bahkan menganggap filasafat adalah teologi dalam pengertian penyelidikan
terhadap Yang Absolut. Dari tahun 1790 sampai 1800 bisa dibilang Hegel hanya
menghasilkan karya-karya yang berbau teologi antara lain “The Positivity of
Christian Religion” tahun 1796 dan “The Spirit of Christianity” tahun 1799.
Hegel selanjutnya setelah sempat tinggal di Swiss,
mengajar di Universitas Jena tahun 1801, di sana dia selain mengajar dia juga
bekerjasama dengan Schelling dalam menyunting jurnal filsafat. Tahun 1807
terbitlah “Die Phanomenologie des Geistes” (Fenomenologi Roh) yang merupakan
dasar dari sistem filsafatnya.
Hegel sendiri juga terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa
politik yang terjadi pada masa ia hidup. Peristiwa itu adalah dikalahkannya
pasukan Prusia oleh tentara Prancis di bawah pimpinan Napoleon tahun 1806.
Dengan demikian Prusia dikuasai oleh pemerintahan Napoleon. Dalam pemerintahan
Napoleon rakyat Prusia hidup dalam iklim yang jauh lebih demokratis, kebebasan
pers misalnya sangatlah dijunjung tinggi. Namun ternyata Napoleon tidak dapat
bertahan lama menguasai Prusia, karena lewat peperangan sengit antara Leipzig
dan Waterloo, Napoleon pun dikalahkan tahun 1816. Kekaisaran Prusia kembali
dipulihkan dan pemerintahan yang bersifat otoritarian kembali dijalankan di
seluruh wilayah Prusia.
Tahun 1818 dia menggantikan Fichte sebagai Profesor di
Universitas Berlin dan di sana dia mempublikasikan sebuah karya yang sangat
berpengaruh terhadap filsafat politik dan filsafat hukum, buku yang terbit
tahun 1820 itu berjudul “Grundlinien der Philosophie des Rechts” (Garis Besar
Filsafat Hukum). Selanjutnya terbit juga buku-buku lain yang merupakan hasil
dari kuliahnya di Universitas Berlin, yang terpenting dari beberapa karyanya
itu adalah “Philosophy of History”. Hegel meninggal di Berlin tahun 1831 sama
dengan nasib anaknya yang tidak diakuinya yang meninggal di Jakarta –dulu
Batavia—saat menunaikan tugasnya sebagai tentara Belanda tahun 1831.
Dialektika merupakan metode yang dipakai Hegel dalam
memahami realitas sebagai perjalanan ide menuju pada kesempurnaan. Hegel
beranggapan, baik pemikiran maupun Ada, memperkembangkan dirinya dalam suatu
proses dialektis yang meliputi tiga tahap: thesis, antithesis, dan synthesis.
Pada tahap pertama, nuansa-nuansa belum memainkan peranan. Di sini, dalam suatu
kesatuan yang tidak dipisahkan, masih terdapa banyak perbedaan, bahkan
pertentangan. Pada tahap antithesis, dikemukakan suatu pertentangan yang
radikal serta tidak bernuansa, malah suatu penyangkalan radikal, sedangkan baru
pada tahap synthesis, nuansa-nuansa dan pertentangan-pertentangan dari thesis
serta antithesis mencapai kesatuan dan kebenaran yang diperhalus serta
diperkaya. Dengan demikian, dialektika dapat juga disebut sebagai proses
berfikir secara totalitas, yaitu setiap unsure saling bernegasi (mengingkari
dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), serta saling
bermediasi (mempererantarai dan diperantarai).
Untuk memahami proses ini, Hegel menggunakan kata dalam
bahasa Jerman yaitu Aufheben, yang maknanya adalah “menyangkal”, “menyimpan”
dan “mengangkat”. Jadi dialektika bukanlah penyelesaian kontradiksi dengan
meniadakan salah satunya, tetapi lebih dari itu. Tesis dan lawannya antithesis
memiliki kebenaran masing-masing yang kemudian diangkat menjadi kebenaran yagn
lebih tinggi. Tj. Lavine menerangkan proses ini sebagai berikut:
a. Menunda konflik antara thesis dan
antithesis
b. Menyimpan elemen kebenaran dari thesis
dan antithesis
c. Mengungguli perlawanan dan meninggikan
konflik hingga mencapai kebenaran yang lebih tinggi.
c)
Henry
Thomas Buckel
Henry Thomas
Buckle (lahir 24 November 1821 – meninggal 29 Mei 1862 pada umur 40 tahun)
adalah sejarawan Inggris, penulis buku History of Civilization. Ia juga dikenal
sebagai pecatur yang tangguh yang sebelum umur dua puluh tahun telah dikenal
sebagai salah satu pecatur nomor satu dunia saat itu. Dia juga dapat berbicara
dalam 7 bahasa dan membaca dalam 12 bahasa.
Karena
kesehatan halus, dia tidak bersekolah tetapi dididik sendiri melalui membaca
ekstensif dan bepergian. Sebelum usia 20 dia menjadi salah satu pemain catur
terkemuka di Inggris. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1840, ia melakukan
perjalanan di Benua Eropa, dan selama periode ini dia memutuskan untuk mengubah
energi untuk persiapan sebuah karya sejarah besar. Dia pertama kali memutuskan
untuk menulis sejarah abad pertengahan, tetapi oleh 1851 ia telah meluas
rencana semula-nya dan mulai bekerja pada sejarah peradaban. Ia menerbitkan
volume pertama dari Sejarah Peradaban di Inggris pada 1857 dan volume kedua pada
tahun 1861.
Henry
Thomas Buckle, dengan karyanya yang berjudul “History of Civilization in
England”. Buku itu berisi sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan mencari faktor-faktor
pendorongnya. Dalam History of Civilization di Inggris Buckle
berpendapat bahwa untuk mengembangkan studi ilmiah sejarah, perlu untuk
mempertimbangkan tidak hanya bagaimana manusia diubah alam tetapi juga
bagaimana alam dimodifikasi manusia. Secara khusus, ia percaya bahwa faktor
fisik (iklim dan makanan, antara lain) adalah kekuatan yang paling penting
dalam menentukan bagaimana sebuah peradaban akan berkembang. Jadi untuk Buckle
perbedaan di antara peradaban dunia adalah karena sebagian besar dengan keadaan
fisik yang unik di mana budaya masing-masing berevolusi. Dia menyatakan bahwa
tingkat tinggi yang menjadi peradaban Eropa telah berkembang adalah karena
kombinasi dari faktor lingkungan yang telah mendorong penggunaan penuh dari
kemampuan intelektual manusia. Kunci untuk kemajuan manusia adalah, oleh karena
itu, pengembangan pengetahuan. Dalam buku itu ia mempertanyakan mengapa Ilmu
Pengetahuan berkembang dengan pesat di Eropa, khususnya di Ingris daripada di
belahan bumi lainnya. Jawaban yang diajukan ialah bahwa iklim, kondisi tanah
menjadi faktor pendorong utama dari kemajuan Eropa. Jawaban semacam itu tidak
lain karena dipengaruhi oleh rasionalisme dan positivisme filsafat sejarah
Comte.
Kerja
Buckle sudah menikmati sebuah kesuksesan, tetapi kegagalan untuk mengasimilasi
Charles Darwin dan teori evolusi Herbert Spencer mengakibatkan penurunan cepat
dalam ketenarannya. Sementara perjalanan di Timur Tengah pada 1862, ia
terserang demam dan meninggal di Damaskus.
No comments:
Post a Comment