PENILAIAN HASIL
BELAJAR SISWA
“TES OBJEKTIF”
Oleh:
Dedi
Rohmanu (13226/2009)
PENDIDIKAN
SEJARAH
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
TES OBJEKTIF UNTUK MENGUKUR
KOGNITIF
A. Pengertian
Tes
objektif adalah tes yang pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes
ini bisa juga disebut dnegan tes jawaban singkat (short answer test) karena
hanya memerlukan sepatah atau beberapa patah kata yang tepat saja dalam
menjawabnya atau memilih jawaban yang telah disediakan, bahkan kadang-kadang
hanya menuliskan kode-kode tertentu saja.
b. Bentuk-bentuk Tes Objektif
1). Tes Benar-Salah (BS)
a). Bentuk
Soal
Soal ini bentuknya berupa sebuah pernyataan, ada yang
benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai
masing-masing pernyataan itu dengan melingkari atau menyilangi huruf B jika pernyataan betul menurut pendapatnya
dan melingkari atau menyilangi huruf S jika salah.
Contoh:
B-S : Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit tahun 1293 setelah ia
berhasil menghancurkan
dinasti Syailendra
karena pernyataan di atas
salah, maka yang dilingkari atau disilangi
adalah huruf S
b). Petunjuk
Penyusunannya
1.
Tulislah huruf B-S
pada permulaan masig-masing soal dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan
dan menilai
2.
Usahakan agar
jumlah butir soal yang benar seimbang dengan jumlah butir soal yang salah. Pola
jawaban hendaknya tidak bersifat teratur, misalnya B-S-B-S-B-S-B atau S-S-B-B-S-S-B-B.
3.
Hindari
pernyataan-pernyataan yang masih diperdebatkan
4.
Hindari pernyataan
yang persis sama dengan buku
5.
Hindarilah
kata-kata yang menunjukkan kecendrungan memberi saran, sepereti yang
dikehendaki oleh soal (pernyataan) misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak
pernah dan sebagainya.
c). Kebaikan Tes
B-S
1.
Dapat mencakup
bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak kerana biasanya
pernyataan-pernyataan singkat saja
2.
Mudah menyusunnya
3.
dapat diperiksa
secara tepat dan objektif
4.
Petunjuk cara
mengerjakannya mudah dimengerti
d). Kekurangan
1. Mudah ditebak atau diduga kerana alternatif jawabannya
hanya dua saja yaitu benar atau salah
2. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan dengan dua
kemungkinan (benar-salah) saja
3. Hanya dapat mengungkapkan daya ingatan atau pengenalan
kembali saja
e). Macam-macamnya
Disamping
bentuk tes B-S yang biasa kita kenal seperti di atas, ada lagi
dua bentuk
lain, yaitu:
1.
B-S dengan koreksi
Pada bentuk B-S dengan koreksi ini siswa diminta untuk menulis jawaban yang
betul jika ia menjawab salah, berbeda dengan B-S biasa tanpa koreksi
Petunjuknya
Silangilah huruf B jika pernyataan berikut ini benar, dan silangi huruf S
jika salah. Kalau anda menjawab salah (S) gantilah kata yang dicetak
miring dengan kata yang benar dengan
cara menulisnya pada ruang kosong yang disediakan.
Contoh:
B-S .......Majapahit mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raden
Wijaya
Jawabannya : S, yang betul adalah Hayam Wuruk
2.
B-S berumpun
Bentuk ini hampir sama dengan tes pilihan ganda atau assosiasi pilihan
ganda yang terdiri dari stem dan option
Petunjuk:
Silangi huruf B jika untuk jawaban yang dianggpa benar dan silangi S untuk yang salah !
Contoh:
Diantara kepandaian manusia purba Indonesia di
bidang teknologi adalah....
1) B-S mengasah secara kasar
2) B-S mengasah secara halus
3) B-S menanak logam
4) B-S menanak biji besi
5) B-S mengasah tembaga
2).Tes
Menjodohkan
a.
Pengertian
Tes bentuk ini disebut juga dengan tes mencocokkan atau
memasangkan. Tes terdiri dari satu seri soal dan satu seri jawaban / pasangan.
Masing-masing soal atau pernyataan mempunyai pasangannya sebagai jawaban. Tugas
siswa adalah mencari dan menempatkan jawaban/pasangan-pasangan sehingga sesuai
atau cocok dengan soal/pernyataanya.
b.
Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan tes menjodohkan
1) Seri pernyataan hendaknya tidak lebih dari sepuluh buah
(item) sebab pernyataan –pernyataan yang banyak akan membingungkan siswa
2) Jumlah jawaban yang harus dipilih lebih banyak dari
jumlah pernyataan soal. Dengan demikian siswa dihadapkan kepada banyak pilihan
yang semuanya mempunyai kemungkinan besar.
3) Pernyataan (soal) yang tergabung dalam satu seri tes
haruslah homogen. Jika yang ditanyakan mengenai nama tokoh, maka semuanya
adalah nama tokoh, jangan dicampurkan dengan angka tahun atau lainnya.
1)
Tes jawaban singkat dan lisan
a) Pengertian
Bentuk soal tes jawaban singkat dan isian ini merupakan
bentuk soal tes objektif lainnya yang cukup memilih alternatif yang disediakan.
Jadi bentuk soal tes jawaban singkat dan isian ini merupakan suatu pertanyaan
atau pernyataan yang belum lengkap yang harus diisi oleh siswa dengan kata,
bilangan atau simbol.
Contoh tes jawaban singkat:
a. Apa
bukti dari perkembangan kerajaan Singosari ?
b. Perubahan
apa yang terjadi di Kerajaan Majapahit pada tahun 1500 ?
Contoh tes isian:
a.
Bukti perkembangan
Kerajaan Singhosari adalah.....
b.
Bukti berdiri Kerajaan Majapahit adalah....
b) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
tes
jawaban
singkat dan isian:
1. Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga benar-benar
hanya ada satu alternatif jawaban singkat (mutlak)
2. Jawaban hendaknya diisikan (pada soal isian), sebaiknya
diletakkan di belakang pertanyaan, jangan ditempatkan di depan
4) Tes Pilihan Ganda
Tes
pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang pada saat ini mendapat perhatian dan
banyak digunakan dalam penilaian hasil belajar. Dilihat dari strukturnya soal
pilihan ganda terdiri dari dua bagian:
a). Pokok soal
atau stem, yang terdiri dari keterangan (statement) tentang
sesuatu
yang belum lengkap atau dalam bentuk pertanyaan
b). Sejumlah
pilihan atau kemungkinan jawaban (option). Dari sejumlah pilihan jawaban yang
disediakan hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar, yang
disebut pengecoh soal (distraktor). Tugas siswa adalah memilih salah satu
jawaban yang tersedia.
Contoh:
Pengiriman
pasukan Garuda ke daerah-daerah yang diawasi PBB, merupakan partisipasi
Indonesia di bidang......) stem
a. Perdamaian (
kunci )
b. Militer
c. Keamanan
d. Keadilan
Petunjuk Pembuatan
Dalam menulis soal tes pilihan
ganda ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Instruksi pengerjaannya harus jelas, dan bila dipandang perlu disertai
contoh pengerjaannya
Contoh
Pilihlah salah
satu jawaban yang benar atau paling benar dari 4 buah kemungkinan jawaban yang
disediakan pada setiap soal berikut ini dengan cara menyilangi (X) huruf yang
ada di depannya. Jawaban ditulis pada kertas lembar jawaban yang disediakan.
2. Pada option hanya ada satu jawaban yang benar, jadi tidak
mengenal tingkatan-tingkatan kebenaran misalnya benar nomor satu, benar nomor
dua dan sebagainya.
3. Kalimat pada setiap butir soal hendaknya sesingkat
mungkin
4. Hindarilah penggunaan bentuk negatif ganda dalam kalimat
pokoknya
5. Kalimat pokok dalam setiap butir soal, hendaknya tidak
tergantung pada butir-butir soal lain.
6. Bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar,
maka pada petunjuk mengerjakannya ditulis kata-kata : pilihlah jawaban yang
paling benar !
7. Jangan mengambil kata-kata atau kalimat jawaban, pada
kata-kata atau kalimat di awal atau tengah kalimat stem.
Contoh:
........upacara
penyembelihan sapi adalah bukti
masuk kepercaan….
a. Islam
b. Hindu
c. Budha
Hinayana
d. Budha
Nahayana
8. Butir-butir soal itu hendaknya dirumuskan dengan bahasa
yang mudah dimengerti
9. Tiap butir hendaknya hanya mengandung satu ide, meskipun
ide tersebut dapat komplek
5)Tes
Assosiasi Pilihan Ganda
Pada dasarnya
tes bentuk ini sama dengan tes pilihan ganda. Bedanya ialah kalau pada tes
pilihan ganda biasa jawabannya yang benar hanya satu saja, tetapi untuk
assosiasi pilihan ganda jawaban yang benar boleh satu, dua, tiga atau empat.
Petunjuk:
Pilihlah
:
A. Jika 1,2 dan 3 benar
B. Jika 1 dan 3 benar
C. Jika 2 dan 4 benar
D. Jika 4 saja yang benar
E. Jika semuanya benar
Contoh soal:
Raja Raden Wijaya berperan
besar dalam perubahan kerajaan Majapahit
sebagai....
1. Pendiri
2. Pengembang
3. Kemunduran
4. Kehancuran
6)Tes Hubungan
Sebab Akibat (Analisis Hubungan)
Sesuai dengan nama tesnya, tes bentuk ini melihat
analisis hubungan antara dua buah pernyataan. Bentuk ini akan membimbing
seseorang berfikir lebih kritis, tajam dan terarah. Dengan kata lain, untuk
menjawab soal ini diperlukan suatu pola berfikir yang sistematis dan logis.
Menurut strukturnya tes ini terdiri dari dua buah pernyataan yang
dipisahkan oleh kata SEBAB. Kedua pernyataan ini boleh benar atau salah
keduanya, atau sebuah salah sebuah benar. Tugas siswa memikirkan apakah kedua
atau salah satu pernyataan itu benar atau salah dan apakah ada hubungan antara
keduanya.
Petunjuk mengerjakannya adalah sebagai berikut:
Pilihlah:
A. Jika pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar dan terdapat
hubungan antara keduanya
B. Jika pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar tetapi tidak
ada hubungan antara keduanya
C. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 salah
D. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar
E. Jika kedua pernyataan salah
Contoh:
Dalam dua kali serangan pada tahun 1627 dan 1628, Sultan Agung gagal
mengalahkan Belanda di Batavia.
SEBAB
Dalam menghadapi serangan Sultan Agung menyerang Batavia, VOC dibantu oleh
Banten.
B. Pelaksanaan Tes
Seperti sudah disinggung dalam kegiatan sebelumnya, dilihat
dari jawaban yang diberikan siswa atau pelaksanaannya, tes dapat dibagi tes
tertulis, lisan dan perbuatan.
1. Pelaksanaan tes
tertulis
Untuk pelaksanaan tes tertulis yang baik/benar, ada beberapa faktor yang
dapat diperhatikan
a.
Lingkungan
4) Lingkungan fisik : ruangan ditata sedemikian rupa, tempat
duduk
dan meja yang cukup
2) Lingkungan psikologis: suasana
siswa tidak dalam keadaan perasaan
tegang an khawatir. Karena itu
sumber-sumber ketegangan
kekhwatiran
harus dihindari. Seperti tidak menakut-nakuti atau mengancam siswa yang
nilainya rendah atau meminta agar mereka bekerja secara cepat karena waktu
terbatas.
b.
Gangguani: gangguan
menyebabkan konsentrasi siswa akan terganggu. Gangguan bisa berasal dari tes
sendiri (tiak jelas tulisannya atau petunjuk pengerjaannya, ralat dan
sebagainya), dari pengawasan (pembicaraan antar pengawas) dari tamu yang masuk
kelas, pengumuman dan sebagainya.
c.
Pencontekan: Pencontekkan
yang dibiarkan dalam pelaksanaan tes (dari teman atau catatan) akan berakibat
bahwa data hasil tes yang diperoleh adalah data yang tidak benar, di samping
menimbulkan rasa tidak adil bagi siswa yang tidak mencontek.
d.
Kebocoran tes:
dalam hal ini siswa telah mengetahui soal tes sebelum tes dilaksanakan.
2. Pelaksanaan tes lisan
Seperti diketahui tes lisan bermanfaat untuk menilai
kemampuan:
a. Pemecahan masalah
b. Proses berfikir (hubungan sebab-akibat)
c. Penggunaan bahasa lisan
d. Mempertanggungjawabkan pendapat/ konsep
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan adalah sbb;
a. Menyiapkan pertanyaan dan pokok-pokok kunci jawaban,
sehingga tidak menyebar kepada masalah lain yang dibuat oleh siswa yang tidak
dapat menjawab pertanyaan.
b. Menyiapkan format pertanyaan. Penilaian harus segera
dilaksanakan setelah siswa selesai memberi jawaban, dan jangan ditunda-tunda.
c. Menjaga suasana ujian agar tidak tegang, tidak berubah
menjadi suasana diskusi atau coaching
3. Pelaksanaan Tes
Perbuatan
Tes perbuatan bermanfaat untuk menilai kemampuan:
a. Bersifat manipulatif
b. Mempraktekkan teori
c. Sukar dilakukan dengan kata-kata
Dalam buku petunjuk
Pelaksanaan Penilaian Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan disebutkan bahwa tes
perbuatn itu dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan berkaitan
dengan kemampuan menampilkan sesuatu, misalnya praktek kesenian, deklamasi,
keterampilan manual dan melakukan percobaan atau praktek laboratorium.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan tes perbuatan adalah:
a. Siswa sebaiknya telah mengetahui tugas yang mereka
lakukan
b. Alat atau bahan-bahan yang diperlukan telah disiapkan
sebelum tes dimulai
c. Menyiapkan format penilaian
d. Siswa peserta ujian hendaknya dibagia tas beberapa
kelompok kecil, diatur bergilira. Lama ujian cukup satu jam pelajaran (45
menit)
e. Posisi/tempat siswa peserta ujian diatur sedemikian
rupa,sehingga guru mudah mengobservasinya.
f. Menjaga suasana ujian agar tidak tegang
No comments:
Post a Comment