Silahkan bagi yang ingin memasang iklan hubungi emaile pemilik di rohmanudedi@yahoo.com

Kumpulan Makalah Sejarah

Friday 25 December 2015

DWI FUNGSI ABRI (Analisis Sederhana)


DWI FUNGSI ABRI
(Analisis Sederhana)

            Orde Baru ialah tatanan seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang kita letakkan kembali kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan TAP MPRS No. XIII/MPRS/1966 telah berhasil dibentuk kabinet Ampera, dengan dibentuknya Kabinet Ampera yang dipimpin oleh Soeharto yang didalamnya terdapat pula perwira-perwira ABRI, berarti ABRI menerima dan ikut bertanggungjawab atas nasib bangsa dan negara. Didorong oleh rasa tanggungjawab tersebut diadakanlah seminar angkatan darat II di SESKOAD Bandung pada tanggal 25 s/d 31 Agustus 1966. Seminar ini membahas 3 permasalahan pokok, yaitu; (1) Stabilitas sosial politik, bagian ke pertamanya “masalah persatuan dan kesatuan nasional yang kokoh dan dinamis sebagai prasarat untuk menyukseskan progran-program nasional, serta peranan Angkatan Bersenjata/TNI-AD khususnya”, (2) Stabilitas sosial ekonomi, bagian ketiganya “Peranan Angkatan Bersenjata, TNI-AD khususnya dalam sektor produksi dan distibusi”, (3) Kedudukan dan peranan ABRI/TNI-AD dalam revolusi Indonesia sebagai alat revolusi, alat penegak demokrasi dan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara(alat revolusi=alat perjuangan).
            Tentang masalah ketiga yang dibicarakan dalam seminar TNI-AD ke II tersebut merupakan penyempurnaan doktrin perjuangan TNI-AD “TRI UBAYA CAKTI” dari hasil seminar TNI-AD I yang diselenggarakan pada tanggal 2 s/d 9 April 1965. Sebagaimana diketahui, dalam doktrin TRI UBAYA CAKTI hasil seminar TNI-AD I, untuk pertama kalinya dirumuskan doktrin Dwifungsi ABRI. Ditegaskan bahwa kedudukan TNI-AD sebagai golongan karya ABRI merupakan suatu kekuatan sosial politik dan kekuatan militer; adalah bagian daripada kekuatan progresif-revolusioner yang menetapkan sekaligus perannya sebagai alat revolusi, alat demokrasi, dan alat kekuasaan negara. TNI-AD sebagai alat revolusi, alat demokrasi, dan alat kekuasaan negara, ikut mengambil bagian dalam menentukan dan melaksanaakan Haluan Negara, untuk menuju tercapainya “masyarakat sosialis indonesia berdasarkan pancasila dan terciptanya cita-cita pembentukan dunia baru, melindungi kepentingan nasional dan membina pertahanan/keamanan nasional”. Dalam pengembangan doktrin ini perlu difahami bahwa kedudukan dan peranan golongan karya kini sudah jelas dan nyata daripada dimasa lalu. Dalam hal ini peranan TNI-AD sebagai salah satu unsur golongan karya ABRI sangat menentukan dalam pembinaan dan pengembangan golongan karya secara keseluruhan. Telah disoroti pula 3 masalah pembinaan TNI-AD sebagai; Kekuatan Militer, Golongan Karya, dan Pembinaan Pertahanan Darat nasional.[1]
            Pada dasarnya semua kekuatan sosial politik secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam tiap kegiatan dalam proses siklus tersebut, demikian pula ABRI sebagai kekuatan sosial politik. Keterlibatan ABRI khususnya diwujudkan dengan duduknya wakil-wakil ABRI sebagai fraksi ABRI dalam MPR, DPR, dan DPRD. Fraksi ABRI ini disamping sebagai wakil-wakil rakyat juga merupakan fraksi “pendukung pemerintah”. Di bidang eksekutuf ABRI juga menyumbangkan prajurit-prajurit terbaiknya untuk melaksanakan tugas negara dan pemerintahan di banyak bidang mulai dari tingkat yang tertinggi samapai yang terendah, di pusat maupun di daerah. Di samping itu ABRI juga menyumbangkan gagasan dan fikirannya berupa konsep-konsep kepada pemerintah. Dengan usaha seperti diatas, maka ABRI sebagai kekuatan sosial politik selalu membantu pelaksanaan program-program repelita untuk mencapai cita-cita.


                [1] Dwi fungsi ABRI, perkembangan dan perannya dalam kehidupan politik di indonesia, Soebijono S.H, dkk. Gajah Mada                 University Press, Halaman 35

No comments:

Post a Comment